Pertama Kali, Wisata Bromo Bakal Ditutup Saat Nyepi

PROBOLINGGO-PANTURA7.com,  – Hari raya nyepi umat Hindu, identik dengan tidak melakukan aktifitas di luar rumah. Namun, pada hari raya Nyepi tahun lalu di kawasan kampung suku Tengger lereng Bromo, masih ada wisatawan yang kedapatan masih melakukan aktifitas di kampung setempat.

Oleh karenanya, perayaan Nyepi tahun ini tepatnya 17 Maret mendatang. Kawasan wisata gunung Bromo, akan steril dari wisatawan. Rencana tersebut, bahkan sudah diusulkan sejak 1 tahun yang lalu, melalui rapat yang digelar oleh tokoh adat hindu tengger, serta Pemerintah daerah.

Penutupan wisata gunung Bromo, akan diberlakukan mulai tanggal 17 maret, hingga tanggal 18 Maret. Sejak dimulainnya Nyepi, hingga berakhirnya nyepi, kawasan wisata gunung Bromo akan steril dari wisatawan.

Guna mencegah wisatawan yang membandel, petugas dari TNI, POLRI serta petugas pengamanan Bromo ( Jokoboyo), akan berjaga di titik awal penutupan. Titik penutupan tersebut, dimulai dari desa Ngadas, hingga area Lautan pasir gunung Bromo, dengan radius 7 sampai 8 km dari gunung bromo.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Bambang Suprapto mengatakan, tujuan penutupan sementara akses wisata Gunung Bromo, guna menjaga hikmat nyepi, dan mensucikan Alam Bromo.

“saat hari raya nyepi berlangsung, maka akses wisata Bromo akan ditutup selama 24 jam, hal tersebut untuk mensucikan Alam Bromo ini, supaya kembali suci, jadi penutupan total itu sehari semalam, mulai tanggal 16 sampai 17 maret,”terang Bambang Suprapto, Rabu (13/03/2018).

Namun demikian, adanya rencana penutupan itu nyatanya masih belum diketahui oleh semua wisatawan. Seperti yang disampaikan Yudi, wisatawan asal Kediri, menurutnya rencana adanya penutupan jalur menuju obyek wisata Bromo, yang akan dilakukan selama 1 hari full, belum ia ketahui.

“Mestinya ada banner atau papan informasi di sejumlah titik jalur menuju Bromo, agar wisatawan tahu kalo nantinya akan ditutup total. Kalo wisatawan dari jauh, belum tentu dia akan tahu kalo akan ada penutupan saat nyepi, jadi ini masukan aja buat pemerintah kecataman/desa setempat,”ungkap Yudi. (*)

Baca Juga  Warga Lereng Gunung Bromo Gelar Yadnya Kasada 1939 Saka

 

 

Penulis : M Ali Gufron

Editor : Zulkifly

Baca Juga

TWSL Masih Jadi Wisata Favorit Libur Lebaran di Probolinggo

Probolinggo,- Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo masih menjadi tempat favorit warga pada libur …