Eksotika Bromo Kembali Digelar, Suguhkan Tarian Khas Daerah hingga Kidung Tengger 

Probolinggo,- Festival Eksotika Bromo kembali digelar di lautan pasir Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Sabtu-Minggu (11-12/6/22) sore. Sejumlah tarian khas daerah hingga kolosal kidung tengger disajikan dalam event ini.

Beberapa kesenian tari yang tampil di hari pertama, diantaranya Rampak Jaranan WBTB Jawa Timur, Rampak Barong Tengger dan Reyog Sardulo Djojo. Meski tampil dibawah cuaca dingin, tak mempengaruhi penampilan para penari.

Tak hanya itu, ribuan penonton tampak terlihat menyaksikan event tahunan itu. Eksotisme yang disajikan penari, tak ketinggalan memantik para fotografer untuk mengabadikan.

Dirjen Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Reza Pahlevi mengatakan, Gunung Bromo selain bagus wisata alamnya, event yang diadakan juga cukup eksotik karena mengangkat nilai-nilai budaya daerah.

“Kita berharap dengan event ini, selain lebih mempromosikan wisata di Gunung Bromo, juga memberdayakan UMKM baik perajin batik hingga kuliner sehingga dapat lebih baik,” ujar Reza.

Reza menyebut, event ini dapat digelar setiap tahun, sehingga dapat mendatangkan wisatawan yang lebih banyak di kawasan wisata Gunung Bromo.

“Dengan banyaknya event digelar serta penerbangan domestik yang tidak lagi menggunakan rapid tes, kedepan destinasi wisata di seluruh Indonesia akan kembali bangkit dan normal,” imbuh dia.

Pada hari pertama, festival ditutup dengan pagelaran sendratari kolosal kidung Tengger. Sendratari ini menceritakan Joko Seger dan Roro Anteng yang ingin memiliki anak, yang kemudian berjanji akan mengorbankan anaknya jika dikemudian hari memiliki anak.

Namun, setelah pasangan suami-istri itu dikaruniai anak sejumlah 25 orang, timbul rasa kasihan sehingga janji untuk mengorbankan anak akhirnya diingkari.

Namun janji itu terus ditagih oleh Sang Hyang Widi. Akhirnya, anak terakhir mereka yang bernama Raden Kusuma, terpaksa dikorbankan pada tanggal 15 bulan purnama, yang dikemudian hari dikenal dengan istilah Kasada (Larung Sesaji ke dalam kawah Bromo).

Baca Juga  Tiket Masuk Bromo Akan Berbasis Online, Agen Travel; Wisatawan Kesulitan

Pemeran Roro Anteng, Ocvalika Harlis Natasya (20) mengaku cukup antusias untuk memerankan sosok Roro Anteng dalam drama kolosal khas warga Tengger itu.

Dara asal Surabaya ini mengatakan, terlibat dalam sendratari kolosal berarti ikut melestarikan budaya daerah. Meski harus berlatih selama 2 hari, namun tak menyurutkan semangatnya mendalami karakter Roro Anteng.

“Saya sempat mendalami dan terbawa karakter, karena Roro Anteng dalam cerita itu sangat mencintai anaknya yang terakhir, Raden Kusuma. Senang dalam kolosal ini, saya dapat memerankan Roro Anteng dengan sempurna,” girangnya. (*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Baca Juga

Lonjakan Pengunjung Wisata di Pasuruan Menurun, Diprediksi Naik Lagi saat Hari Raya Ketupat

Pasuruan,- Selama libur lebaran, sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Pasuruan, disesaki wisatawan. Seperti Taman Ria …