Tembakau Tak Terbeli, APTI Desak Pemkab-DPRD Turun Tangan

PAJARAKAN-PANTURA7.com, Polemik harga tembakau yang terjadi di Kabupaten Probolinggo berbuntut panjang. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) setempat meminta pemerintah daerah dan DPRD tidak lepas tangan.

“Pemerintah dan dewan harus turun tangan dengan nasib petani tembakau yang sedang resah hari-hari ini, harus ada. Ada yang aneh dalam pandangan kami,” kata Ketua APTI Kabupaten Probolinggo, Mudzakkir, Selasa (1/9/2020).

Keanehan itu, menurutnya, karena pabrikan rokok di Kabupaten Probolinggo mengulur waktu untuk membuka gudang. Padahal saat ini, tembakau hasil panen petani seharusnya sudah terbeli.

Namun yang terjadi, imbuh Mudzakkir, justru kondisi sebaliknya. Harga jual tembakau rajang kering milik petani anjlok, bahkan sebagian besar tidak terbeli.

“Ketika awal panen harga tembakau rajangan terbeli di kisaran Rp28 ribu-Rp35 ribu per kilogram. Tapi ketika sudah memasuki panen raya, gudang malah mengulur-ngulur waktu untuk buka,” kecam pria asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan ini.

Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto Wibowo berjanji, pihaknya akan segera menindaklanjuti keluhan petani. Pihaknya akan mendesak gudang agar segera menyerap tembakau petani.

“Besok, ada perwakilan dari kami yang meninjau langsung dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Kami akan meninjau gudang agar segera dibuka, biar tidak menunda-nunda,” tutur tutur politisi artai Nasdem ini.

Andi menegaskan, alasan gudang pabrik rokok tutup dan tidak membeli tembakau petani harus disampaikan kepada masyarakat, khususnya petani tembakau. Hal itu, jelas dia, agar tidak timbul persepsi liar di masyarakat.

“Oleh karena itu, kita akan cari tahu kenapa belum dibuka dengan mengutus Komisi B. Insyaallah besok akan ditinjau ketika jam kerja, karena di masa pandemi kita tidak boleh gegabah, tapi urusan masyarakat tetap harus didahulukan,” ungkapnya.

Baca Juga  Hoaks! Video Percobaan Penculikan Anak di Kota Pasuruan 

Diketahui, harga tembakau yang rendah dan tidak terbeli, membuat para petani kecewa. Bahkan pada Senin (31/8/2020) sekelompok petani di Desa Petunjungan, Kecamatan Paiton, mencabuti tanaman tembakau di sawah dan membakar tembakau rajang sebagai bentuk protes. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga

Bulan Ramadan, Jam Kerja ASN Pemkab Probolinggo Dipangkas

Probolinggo,- Selama Ramadan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo memangkas jam kerja bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya. …