Probolinggo,- Melonjaknya harga cabai rawit di Kota Probolinggo karena faktor banyaknya tanaman cabai rawit petani yang rusak. Selain musim kemarau, rusaknya tanaman cabai rawit karena serangan virus.
Salah satu sentra pertanian tanaman cabai rawit di Kota Probolinggo yakni, di Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok. Hampir seluruh area persawahan milik petani ditanami cabai rawit.
Namun demikian, banyak tanaman cabai rawit yang rusak. Tanaman cabai rawit terserang dua jenis virus yakni, Virus Thrips Tabaci dan Virus Gemini.
Dua virus ini akibatkan daun tanaman cabai rawit mengering dan menguning. Bahkan virus ini menghisap cairan pada daun muda.
Petani cabai asal Sumber Wetan, Suprayitno Busri menyebut, hampir sebagian besar tanaman cabai di Sumber Wetan rusak akibat musim kemarau dan virus yang menyerang sehingga hasil panen petani berkurang.
“Kurangnya hasil panen petani membuat harga cabai di tingkat petani naik menjadi Rp55 ribu per kilogram (kg). Meski banyak tanaman yang rusak namun sejumlah petani merasa senang karena harga cabai saat ini mahal,” ujarnya.
Petani cabai lainnya, Siti Hindun mengatakan, akibat musim kemarau yang lumayan panjang ini banyak tanaman cabai milik petani rusak dan gagal panen. Alhasil, harga cabai terus melonjak.
“Kalau kemarin harga cabai di petani ini sudah mencapai 55 ribu per kilo, hal ini karena banyaknya tanaman cabai oetani rusak, sehingga tidak dapat memasok cabai rawit,” ujarnya.
Harga cabai rawit pasar tradisional di Kota Probolinggo saat ini mencapai Rp70 ribu/kg. Diprediksi harga cabai rawit ini akan terus naik. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Moch. Rochim