BERBENAH: Pengelola wisata Kali Sejuk Lumajang berbenah untuk meningkatkan kunjungan wisata. (foto: Asmadi)

Sempat Viral lalu Ditinggal Pengunjung, Kali Sejuk Lumajang Berbenah

Lumajang,- Sempat viral dan jadi jujugan wisatawan, wisata Kali Sejuk di Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang kini sepi.

Seiring berjalannya waktu, pengunjung yang datang ke Kali Sejuk semakin berkurang. Bahkan warung sekitar Kali Sejuk yang dulunya menjamur, kini sudah tutup lantaran pengunjung sudah surut.

Padahal saat ramai pengunjung, omset 26 warung di sepanjang sungai setiap harinya bisa mencapai puluhan juta. Namun kini, warung-warung itu dibiarkan lapuk dan nyaris roboh.

Saat ini, hanya tersisa 5 warung yang bertahan dan tetap berjualan meski kondisi Kali Sejuk sepi pengunjung.

Kepala Desa Purwosono, sekaligus penggerak Kali Sejuk, Hendrik Dwi Martono tetap optimis objek wisata di desanya akan kembali menggeliat meski saat ini kurang diminati pengunjung.

Meski sedang sepi pengunjung, namun menurut Hendrik, setiap bulan ada sekitar 1500 lebih pengunjung yang datang ke Kali Sejuk.

“Pengunjung sepi karena Kali Sejuk sekarang kotor dan warung yang berjualan banyak yang tutup. Sehingga, banyak para pengunjung yang datang tak bertahan lama,” kata Hendrik saat ditemui di Kali Sejuk, Sabtu (18/3/2023).

Meski begitu, ia bersama perangkat desa akan terus berupaya untuk membangun kembali Kali Sejuk. Tujuannya, agar destinasi wisata alam itu tetap diminati para pengunjung.

Bahkan, ia terus memberikan semangat pada pemilik warung untuk kembali membuka warungnya. “Saat ini, sudah ada 5 warung yang sudah buka dan siap menghidangkan makanan dan minuman bagi pengunjung,” urainya.

Hendrik menjelaskan, konsep Kali Sejuk memang bukan untuk berjualan atau perdagangan. Namun, Kali Sejuk yang awalnya kotor, bisa disebut sumber penyakit, diubah dengan sentuhan inovasi agar menjadi tempat wisata.

Dengan begitu, kali yang kumuh bisa bersih karena dijaga kebersihannya oleh para pemilik warung. Disamping itu, Kali Sejuk juga tak lagi dijadikan tempat buang air besar (BAB) oleh warga.

Baca Juga  Dana Santunan Kematian di Lumajang 'Macet' hingga Berbulan-bulan, Bupati Kaget

“Konsepnya adalah menjaga Kali Sejuk bersih dan ketika terjadi perputaran ekonomi karena banyak yang berkunjung, itu hanya bonus saja,” jelas dia.

Sedangkan konsep ekonominya adalah konsep pemberdayaan bukan bisnis murni. Dimana, yang berjualan atau yang membuka warung adalah warga sekitar dari kalangan ibu rumah tangga yang sehari-hari tidak ada aktivitas.

Dengan adanya Kali Sejuk ini, kata Hendrik, tentu sangat membantu para ibu-ibu rumah tangga di sekitar kawasan tersebut untuk memperoleh penghasilan.

“Ya, dengan adanya Kali Sejuk ini, mereka sudah memiliki penghasilan, meskipun tidak begitu besar. Alhamdulillah kami, dan perangkat desa bisa membantu masyarakat sekitar kali ini,” tuturnya.

Pada saat Kali Sejuk viral, konsep pemberdayaan kemudian berubah. Sebab banyak warga yang ekonominya sudah stabil, ikut membuka warung. Akibatnya, konsep pemberdayaan tersisih dengan hadirnya investor-investor lokal yang ikut mencari keuntungan saat Kali Sejuk viral.

 

“Setelah Kali Sejuk ini drop kunjungannya, maka saya akan mengembalikan pada konsep pemberdayaan itu. Jika awal masuk investor-investor lokal, maka saya akan lebih memperketat lagi. Saya yakin Kali Sejuk akan tetap menjadi jujukan wisatawan untuk bersantai,” ucapnya.

Saat ini, warga sudah kembali melakukan pembersihan dan menata wisata Kali Sejuk agar kembali nyaman dikunjungi. Bahkan, setiap harinya banyak pengunjung yang datang untuk sekedar ngopi dan bersantai.

“Ini menjadi modal bagi kita untuk bangkit, menjaga sungai tetap bersih dan bonusnya adalah adanya perputaran ekonomi masyarakat Kali Sejuk,” pungkas Hendrik. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

TWSL Masih Jadi Wisata Favorit Libur Lebaran di Probolinggo

Probolinggo,- Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo masih menjadi tempat favorit warga pada libur …