Menu

Mode Gelap
Literasi Digital Penting bagi Generasi Muda demi Perangi Berita Hoaks pada Pilkada 2024 ‘Disambut’ Bencana Alam, Pj Bupati Lumajang Torehkan Banyak Prestasi Sadis! Wanita di Kuripan Probolinggo Habisi Suami karena CLBK dengan Istri Pertama Hoaks Bertebaran Jelang Pilkada Serentak 2024, Jurnalis Diminta Jadi Tonggak Penegak Demokrasi Kandang Ternak di Sumbertaman Kota Probolinggo Terbakar, Motor Ikut Ludes PT. KAI Daop 9 Bongkar Bantalan Rel Kayu, Diganti dengan Bantalan Sintetis

Budaya · 19 Mei 2024 17:42 WIB

Ratusan Perkutut se-Jatim Adu Kicau di Probolinggo, Diwarnai Ritual Mistis


					ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

ADU KICAU: Suasana lomba perkutut se-Jatim yang digelar di Desa Sumberkedawung, Kec. Leces. Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ratusan penggemar burung Perkutut se-Jawa Timur turut ambil bagian dalam perlombaan perkutut yang digelar di lapangan di Desa Sumberkedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Minggu (19/5/24).

Perlombaan ini digelar salah satunya untuk melestarikan burung yang identik dengan kepercayaan kejawen dan hal gaib tersebut.

Lomba perkutut yang digelar sejak pagi menarik animo para penggemar perkutut di Jawa Timur. Hingga pendaftaran ditutup, sebanyak 900 peserta ikut lomba perkutut.

Para peserta datang dari area Probolinggo, Kediri, Jember, Lumajang, Madiun hingga Surabaya. Karena burung perkutut ini identik dengan hal mistis, sebelum lomba, panitia melakukan ritual.

Ritual berbau mistis itu bertujuan untuk menghilangkan penggunaan praktik perdukunan atau ilmu hitam dalam memenangkan burung tertentu.

Adapun kelas yang diperlombakan yakni, kelas Gacoran Poin 50, Gacoran Poin 75, Gacoran Poin 150, Gacoran Poin 200, dan Gacoran VIP, Gacoran A, dan Gacoran Bebas.

Penyelenggara lomba, Abu Hasan menyebut, lomba digelar untuk mengangkat jenis perkutut lokal. Sebab menurut nenek moyang, burung perkutut mendatangkan rezeki dan juga keselamatan.

“Perlombaan ini digelar karena perkutut jenis lokal saat ini banyak digemari. Harapannya perkutut lokal ini semakin digemari,” ujar Abu Hasan.

Adapun penilaian perlombaan ini yakni, durasi bunyi perkutut selama 20 menit dengan pemberian poin maksimal di setiap kelasnya.

Selain itu penilaian suara burung perkutut ini yakni, suara depan, tengah, ujung, irama, dan dasar suara.

Peserta asal Blitar, Wilda Arka Bagus dan peserta asal Pasuruan, Ramayanan mengatakan, untuk mengikuti lomba ini tidak ada persiapan khusus, hanya pemberian jamu dan latihan rutin.

“Tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti perlombaan di Probolinggo. Bahkan tak hanya sekali ikut lomba namum sudah beberapa kal. Alhamdulillah sudah pernah menang lomba,” ujar peserta perempuan ini. (*)

 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Haliza

Artikel ini telah dibaca 88 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Hari Raya Karo, Warga Lereng Bromo Gelar Tari Sodoran

20 Agustus 2024 - 17:34 WIB

Trending di Budaya