Bromo Ditutup, Okupansi Hotel di Kota Probolinggo 15%

Probolinggo – Meski jumlah kasus aktif Covid-19 di hampir seluruh wilayah di Jatim mulai membaik tetapi tingkat hunian (okupansi) hotel di Kota Probolinggo masih tetap rendah. Kini, tingkat okupansi hotel di Kota Probolinggo masih di kisaran 15%.

Hal tersebut diungkapkan Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Probolinggo, Andre, Kamis, 11 November 2021. Dikatakan masih rendahnya tingkat okupasi hotel di Kota Probolinggo diduga karena masyarakat masih enggan bepergian lantaran pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang.

“Kondisi ini diperparah dengan wisata Gunung Bromo yang kembali tutup. Sehingga sedikit banyak berimbas terhadap okupansi hotel di Kota Probolinggo. Padahal saat Bromo dibuka, okupansi hotel di kota berangsur naik,” ujarnya.

Seperti contoh, Hotel Tampiarto di Jalan Suroyo, Kota Probolinggo, dimana setiap harinya hanya terisi sekitar 2-4 kamar. Secara umum hotel-hotel di Kota Probolinggo okupansinya sekitar 15% tiap hari.

Segala upaya sudah dilakukan, mulai dari protokol kesehatan yang ketat, vaksinasi pegawai, hingga promo kamar hotel 10%, hingga 30%. Namun hal tersebut tetap tidak dapat meningkatkan okupansi hotel.

“Kami berharap adanya peran pemerintah daerah untuk kembali dapat menaikkan okupansi hotel. Sehingga hotel di Kota Probolinggo dapat terus beroperasi, dan tentunya kami tetap optimis kondisi ini akan kembali membaik,” imbuh Andre. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Baca Juga  Pemkab Susun Pedoman Pilkades PAW untuk Sidodadi dan Penambangan

Baca Juga

TWSL Masih Jadi Wisata Favorit Libur Lebaran di Probolinggo

Probolinggo,- Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo masih menjadi tempat favorit warga pada libur …