Ditarget Setahun, Klenteng Sumber Naga Dibangun Seperti Aslinya

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Restorasi Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Sumber Naga, Kota Probolinggo resmi dimulai. Pembangunan yang disesuaikan aslinya (restorasi) itu diprediksi menghabiskan anggaran sekitar Rp3 miliar.

Restorasi klenteng di Jalan WR. Supratman, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan dimulai Selasa (17/9). Dihadiri Wakil Walikota Probolinggo M. Soufis Subri, awal restorasi juga dihadiri Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Kendati hari ini dimulainya pemulihan bangunan yang pernah terbakar pada 17 Mei lalu, Pemkot Probolinggo masih belum bisa memberikan bantuan. Sebab  masih proses pengajuan, sehingga dana sepenuhnya secara mandiri ditanggung  pengurus TITD.

“Kita masih terus upayakan ada anggaran, namun Pemkot akan berusaha semaksimal mungkin termasuk saran gambar, IMB dan sebagainya.  Yang perlu diperhatikan ini kan restorasi bukan renovasi jadi butuh waktu yang tidak sebentar,” kata Subri.

Restorasi adalah membangun sebuah bangunan sesuai bentuk asli seperti semula baik modelnya, interiornya termasuk ukurannya. Wawali pun berpesan, agar keamanan dan keselamatan harus terjaga.

Sementara itu, Erfan Sutjianto, Ketua II TITD Sumber Naga mengatakan, sebagian anggaran sudah disiapkan. Dana berasal dari sejumlah donatur.

“Taksiran kami pemulihan ini sekitar Rp3 miliar, sedangkan yang terkumpul dari sejumlah donatur masih sekitar setengahnya. Tapi kami yakin ini bisa kita lakukan,” jelas Erfan.

Teknis pelaksanaan ini dinilai agak sulit. Pasalnya harus diperhatikan betul secara detail dengan konsep awal. Hal ini diakui oleh kontraktor selaku pelaksana teknis restorasi TITD Sumber Naga.

“Restorasi ini lebih rumit karena selain detail kita membuthkan ahli kontruksi tionghoa. Karena itu kan ada hitungannya juga, sehingga kami harus hati-hati betul nantinya. Target satu tahun kami upayakan,” ucap Matius Kosasih, kontraktor.

Baca Juga  Pengganti Subri Diprioritaskan dari Demokrat

Selain itu yang menjadi kendala, sejumlah ornamen yang dibutuhkan harus aslinya. Sehingga untuk mendatangkan itu yang dinilai agak lama. (*)

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Baca Juga

Sengketa Tanah Picu Konflik Sosial, Pemkab Lumajang Galakkan Sertifikasi Tanah Elektronik

Lumajang,- Puluhan tahun lamanya, beberapa masyarakat Kabupaten Lumajang mengalami krisis sosial yang disebabkan oleh sengketa …