Songsong Indutri 4.0, Kemenperin Gandeng Santri

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI berbenah menyambut era industri 4.0. Salah satunya, dengan merangkul santri Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, melalui bimbingan teknis wira usaha baru (WUB).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih saat memberikan bantuan pelatihan menjelaskan, langkah ini lakukan untuk mendorong penumbuhan wira usaha baru bagi santri.

Dikatakannya, program tersebut dapat memperkaya skill santri, terutama dibidang industri sandang dan kulit. Sebab kegiatan yang disuguhkan berupa Bimbingan Teknis dan Fasilitasi Mesin Peralatan WUB IKM Konveksi.

“Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan santripreneur dalam menghadapi era industri digital. Selain menjadi tempat untuk menempa para santri yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur, ulet, jujur, dan pekerja keras,” kata Gita, Selasa (23/7/2019)

Saat ditanya soal dipilihnya Ponpes Nurul Jadid sebagai salah satu pilot project, menurut Gita, karena salah satu ponpes tertua di Kabupaten Probolinggo itu sudah mempunyai unit konveksi berproduksi sejak 3 tahun lalu.

“Pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia, karena memiliki potensi pemberdayaan ekonomi. Banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi serta ragam unit bisnis,” tukasnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal IKMA, sedikitnya 33 pesantren mendapat fasilitas serupa sejak 2013 lalu hingga kini. Target tahun ini, setidaknya Ditjen IKMA dapat merangkul 14 ponpes lain di Indonesia.

Pembukaan bimbingan teknis Wira Usaha Baru (WUB) oleh Kemenperin RI di Ponpes Nurul Jadid Paiton. (Foto : Moch. Rochim)

“Pembinaan yang kami berikan diantaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin di bidang olahan pangan dan minuman, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim serta daur ulang sampah,” Gita menuturkan.

Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid Wahid mengatakan, program ‘Santri Milenial di Era Perkembangan Teknologi Industri’ digelar dari 23 hingga 27 Juli 2019, yang di-ikuti 30 santri. Ia optimis, progam itu akan menebar ragam manfaat bagi santri.

Baca Juga  Panitia Pilkades Randuputih Tetapkan Nomor Urut, Pankab : Pilkades-nya Tak Diakui

“Disini sudah ada usaha konveksi yang dikembangkan santri dengan omset Rp 200 juta per bulan. Dengan penambahan skill ini, tentu akan semakin menambah bekal santri saat kembali ke masyarakat. Kami sangat bangga dengan program yang diberikan Kementerian,” ucap Ra Hamid, begitu kiai muda itu biasa dipanggil. (*)

 

Penulis : Moch. Rochim
Editor : Ikhsan Mahmudi

 

Baca Juga

Jelang Keberangkatan, CJH Kota Probolinggo Manasik Haji di Miniatur Ka’bah

Probolinggo,- Untuk memantapkan pelaksanaan ibadah haji, Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Probolinggo pada Kamis (2/5/24) …