Adit Maulana, Bocah Penderita Jantung Bocor Yang Butuh Bantuan

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Malang nasib Adit Maulana (10), siswa kelas III MI Hidmatul Hikam Desa Alassumur Lor, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo ini menderita Tetralogy of Fallot (TOF) atau jantung bocor dan pembuluh darah sempit sejak lahir.

Saat ini, buah hati dari pasangan Ismail (34) dan Sudarsi (32) kelahiran 1 Maret 2009 tersebut tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat itu masih menunggu operasi penutupan jantung yang bocor. Ia dirawat di RSCM sejak 14 April lalu.

“Untuk biaya operasi ditanggung BPJS. Namun ada sebagian yang harus dibayar sendiri, kayak sekarang untuk operasinya saya sendiri yang harus menyediakan pendonor darahnya sekitar 6 orang. Golongan darah Adit adalah A,” kata Sudarsi, Minggu (12/5/2019).

Menurut Sudarsi, operasi kali ini bukanlah yang pertama dijalani Adit. Operasi pertama kali dilakukan pada Oktober 2015 lalu, yang dilakukan untuk memasang selang pelebaran pembuluh darah.

“Operasi kedua dilakukan 14 Mei 2018 untuk memasang kateter. Kalau untuk periksa dan kontrol atau pengobatan di Malang tidak terhitung sudah,” tutur Sudarsi.

Sudarsi yang hanya ibu rumah tangga ini, berusaha tegar meski anaknya tengah bertaruh nyawa melawan penyakit ditengah himpitan ekonomi. Sebab, penghasilan suaminya yang hanya sebagai supir truk tidaklah cukup untuk pengobatan anaknya.

“Kalau sudah ke Jakarta biasanya 1 bulan. Untuk tempat tinggal, untuk sementara kami indekos di sekitar rumah sakit. Bapaknya ikut dan terpaksa tidak bekerja,” tuturnya.

Untuk gejala awal, sudah dirasakan oleh Sudarsi sejak Adit lahir. Yang mana si bayi suka nangis tengah malam. Puncaknya ketika Adit berusia 5 tahun dan masuk di RA. Hidmatul Hikam. Adit sering mengeluh sakit ketika jadwal kegiatan olahraga.

Baca Juga  Pulang dari Temboro Magetan, Santri Asal Sumber Terpapar Covid-19

“Nafasnya ngos-ngosan, bibir dan kukunya sampek membiru, dan wajahnya nampak pucat. Akhirnya saya bawa periksa ke bidan, kemudian dirujuk ke rumah sakit daerah. Tetapi disana alatnya kurang memadai,” terang Sudarsi.

Hal ini juga dibenarkan oleh Amina, guru Adit di RA Hidmat Hikam, tempat Adit menimba ilmu. Yang mana, menurut Amina, di sekolahnya ada pengenalan pada permainan fisik, semisal olahraga.

“Adit awalnya antusias, tetapi tidak beberapa lama ia kelihatan pucat. Sehingga saya hentikan dan panggil ibunya yang sering menemaninya dan saya sarankan untuk periksa,” ujarnya.

Perlu diketahui, Penyakit Tetralogy of Fallot (TOF) ini, menyebabkan kondisi fisik penderita menjadi cepat capek. Selain itu, penyakit ini juga bisa menghambat naiknya berat badan. hingga saat ini  Adit menjalani pengobatan operasi pelebaran pembuluh darah. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

May Day 2024, K-Sarbumusi Kabupaten Probolinggo Perkuat Identitas Serikat Buruh

Probolinggo,- Peringati Hari Buruh Internasional (May Day), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Konfederasi Serikat Buruh Muslimin …