Sejumlah wisatawan selfi di area signage lautan pasir Gunung Bromo, Minggu (15/10/2017).

Masyarakat Tengger Sayangkan Penolakan Tugu Bromo

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Masyakarat Suku Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo menyayangkan aksi protes yang dilakukan komunitas Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI) dan Sahabat Bromo, terkait signage bertuliskan bromo tengger semeru di kawasan wisata.

Pasalnya, aksi protes dalam bentuk surat yang diunggah ke media sosial menimbulkan pro-kotra bahkan viral sejak dua hari terakhir. Padahal, keberadaan tugu penanda lokasi wisata itu tidak mengganggu, sebaliknya menguntungkan pelaku wisata.

“Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan TNBTS, Muspika, pelaku wisata, relawan Bromo Lovers dan tokoh masyarakat kemarin (Sabtu_red). Kesimpulannya, tugu itu tidak menggangu budaya adat tengger. Justru itu baik bagi tamu, karena dapat menuntun arah wisatawan sesuai tujuannya, jadi tidak tersesat lagi,” ujar kepala Desa Jetak Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Kermat, Minggu (15/10/2017).

Jika memang keberatan, kata Kermat, kenapa dua komunitas itu tidak komplain pada waktu proses pembangunan. Semestinya, protes itu dilakukan saat tugu belum berdiri. “saya kira protes itu salah, setiap minggu mereka kan di lapangan kok tidak protes. Ketika bangunan jadi, baru mereka protes,” ujarnya.

Rapat Koordinasi oleh TNBTS, Muspika dan warga tengger terkait polemik tugu di area wisata.

Sikap serupa juga disuarakan oleh Digdoyo Jamaludin, Tokoh tengger sekaligus Ketua Perhimpunan Hotel dan Rumah Makan (PHRI) Kabupaten Probolinggo. Ia menyayangkan aksi protes yang menyebar lewat media sosial tersebut, karena kini menjadi polemik panjang.

“Kalau ada masalah jangan dibesar-besarkan, justru dengan adanya tugu nama destinasi wisata, akan memudahkan wisatawan yang berkunjung ke bromo. Terbukti dalam rapat koordinasi, warga sepakat jika tugu itu tidak mengganggu,” ujar pria berjuluk Yoyok ini.

Terkait usulan Komunitas MFI dan Sahabat Bromo agar tugu dibongkar, menurut Yoyok, warga menyerahkan hal itu kepada TNBTS selaku pengeloal wisata bromo. “ Tapi kami sangat menyayangkan jika bangunan yang sudah ada dibongkar,” tutupnya.

Baca Juga  Libur Nataru, Tarif Jip Bromo Naik Rp100 Ribu

Sekedar diketahui, tugu yang dibangun Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu berada di tiga lokasi berbeda. Signage pertama terletak di lautan pasir, yang kedua berlokasi di bukit teletubbies dan signage ketiga dibangun di bukit penanjakan. (lak/ela).

Baca Juga

TWSL Masih Jadi Wisata Favorit Libur Lebaran di Probolinggo

Probolinggo,- Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL) Kota Probolinggo masih menjadi tempat favorit warga pada libur …