Imron Hamzah, ayah M. Nabil menunjukan piala yang diperoleh putranya.

Pelanjut Paman, Nabil Pembalap Kota Probolinggo Ini Bertabur Gelar

Probolinggo – Kota Probolinggo seakan tak habis-habisnya memiliki atlet yang berkecimpung di dunia balap. Setelah meninggalnya pembalap kelas Asia, Denny Triyugo, kini sang keponakan yang sudah memiliki segudang prestasi ini mulai mengejar prestasi sang paman.

Pembalap tersebut yakni, Muhammad Nabil Zahsena (13), warga Jalan HOS. Tjokroaminoto Gang 5, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Putra pasangan Imron Hamzah (40) dengan Fini Nuryaningsih (40) ini terus meningkatkan kemampuannya.

Imron mengungkapkan, sejak Taman Kanak-kanak (TK), putranya menyukai dunia balap motor. Dan barulah di usianya ke-11 tahun, Nabul mulai belajar balap motor. Awal di dunia balap, Nabil terjun di kejuaraan mini GP dan berhasil beberapa kali menjuarai even.

“Ya awalnya saat latihan sering jatuh, karena tidak punya rasa takut, hingga akhirnya Nabil berhasil menguasai teknik balap,” ujarnya.

Selain itu, kecintaan Nabil akan dunia balap ini tak lepas dari pengaruh sang paman, almarhum Denny Triyugo. Saat paman berlomba maupun latihan, Nabil sering menyaksikannya.

Selain itu, sepak terjang sang paman yang banyak menjuarai berbagai even balap baik tingkat regional, nasional, hingga Asia, membuat Nabil terpacu untuk terjun di dunia balap.

Hingga akhirnya berkat latihan rutin serta pengalaman, Nabil naik kelas ke motor balap 150 Cc.

Perjuangannya tersebut tak sia-sia. Beberapa kali kejuaraan telah ia menangkan. Yang terbaru di Kejurprov seri 5 Probolinggo, Nabil berhasil membawa pulang 3 juara yakni, Juara 1 Rookie kelas MP5 150 Cc, Juara 1 150 Cc Ecu Standart Open, dan Juara 2 150 Cc Ecu Standard 14 tahun.

“Alhamdulillah fasilitas dan dukungan penuh yang kami berikan kepada Nabil tak disia-siakan. Hingga saat ini sudah sekitar 70 piala didapatnya. Saya berharap Nabil ke depan dapat berlaga di moto GP,” kata Imron.

Baca Juga  Diterima Walikota, Figo Dennis Diarak Keliling Probolinggo

Sementara Nabil mengatakan, awal sebelum terjun ke dunia balap motor, ia terjun di kejuaraan BMX, kemudian naik kelas ke road race. Sama seperti pembalap pada awalnya, ia merasa takut saat pertama kali mencoba motor road race. Namun karena sering berlatih, akhirnya ia menyukai road race.

“Awal-awal saat pertama kali terjun yakni, teknik berbelok, serta karena saat itu masih usia 10 tahun, kaki belum nyampe ke tanah jika naik motor,” ujarnya.

Selama sekitar 10 tahun berkarir, siswa kelas 7 SMPN 5 Kota Probolinggo mengaku, balapan yang paling berkesan yang diikuti yakni, di Sirkuit Probolinggo, Bondowoso, dan Nganjuk. Sementara untuk sirkuit yang paling sulit selama berkarir yakni di Sentul.

“Target ke depan saya bisa berlaga di even nasional, dan tahun 2024 bisa berlaga di kejuaraan Asia,” kata Nabil.(*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga

Akhirnya, Gedung Kesenian Senilai Rp600 Juta di Kraksaan Rampung Dibangun

Probolinggo,- Pembangunan Gedung Kesenian yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kabupaten Probolinggo …