PANEN: Ketua DPC HKTI Kab. Probolinggo, Gus dr Haris, mengawali panen melon kedua di Green House Desa Sogaan, Kec. Pakuniran. (foto: Ainul Jannah)

Melon ‘Green House’ Karya Anak Desa Makin Diburu

Pakuniran,- Inovasi di bidang pertanian yang dilakukan Izhaq Mustakim (23) tak sia-sia. Kini melon yang ia budidayakan dalam sistem ‘Green House’ (rumah kaca) makin diburu warga.

persegi samping rumahnya di Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Izhaq membuat green house sebagai tempat budidaya melon dengan media tanam polibag.

Pada pertengahan April lalu, Izhaq sudah melakukan panen perdana. Kala itu, ia mampu meraup 1,8 ton melon, yang dihasilkan dari 1.770 batang pohon.

“Panen pertama, hasilnya sekitar 1,8 ton, maklum karena itu awal percobaan saya. Lagian waktu itu kan masih musim hujan jadi cuaca juga sedikit berpengaruh,” ujar Izhaq, Sabtu (30/7/22).

Izhaq memprediksi, dalam panen kedua yang rencananya akan dilakukan pada Minggu (31/7/22) besok, hasil panen bisa mencapai 2 hingga 2,5 ton.

Selain faktor cuaca, menurut Izhaq, sistem tanam yang mulai dikuasai, diyakini bakal membantu mendongkrak perolehan hasil panen melon.

“Perkiraan panen besok ini bisa sampai 2,5 ton karena cuacanya bagus dan saya sudah mulai memahami banyak hal dari awal percobaan metode green house ini,” ucap alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang ini.

Izhaq menyebut, melon dengan metode baru ini kian diterima masyarakat. Meski harganya sedikit lebih mahal dari melon hasil tanam tradisional, namun rasa dan kandungan gizinya yang tak terkontaminasi pestisida, membuat melon jenis ini kian diburu.

“Untuk penghasilan, masih belum saya kalkulasi. Hanya yang jelas, pengiriman sudah sampai Jakarta, masyarakat sekitar juga sudah banyak membeli sesuai harga yang ditentukan berdasarkan grade buahnya. Grade B Rp15 ribu sedang grade A Rp25 ribu per kilogram,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Probolinggo Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo, Gus dr. Haris Damanhuri Romli mengatakan, terobosan ini harus ditularkan kepada petani-petani lainnya, khususnya di Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga  Suplai Berkurang, Harga Cabai Rawit Terus Melejit

Sebab menurut Gus Haris, begitu ia dipanggil, bioteknologi di bidang pertanian akan membantu mendongkrak produktifitas hasil pertanian. “Meski tidak baru-baru amat, tapi ini bagus,” pujinya.

Kendala yang bakal dihadapi dalam mengembangkan bioteknologi pertanian, diyakini Gus Haris, adalah pola berfikir masyarakat petani yang masih enggan ‘move on’ dari cara-cara tradisional.

“Metode ini lebih hemat dan bisa memproteksi hama dengan baik. Kami akan dukung para petani milenial ini untuk terus berkembang, agar ada harapan cerah dari para petani milenial kita,” urai Gus Haris. (*)

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …