Petani Probolinggo Tolak Impor Beras

DRINGU,- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan mengimpor beras sejumlah 1 juta ton dari Thailand dan Vietnam. Beras impor itu dijadwalkan tiba di Indonesia akhir Maret 2021 ini.

Menyikapi hal itu, sejumlah petani di Kabupaten Probolinggo gusar. Para petani menilai, beras hasil panen petani lokal sejauh ini cukup melimpah dan mampu mencukupi kebutuhan beras nasional.

Salah satu petani yang menolak impor beras adalah Kusnadi, petani sekaligus pedagang gabah di Desa Sumbersuko, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Menurutnya, kebijakan pemerinta untuk mengimpor beras sangat tidak tepat. Ia mencontohkan, di Kabupaten Probolinggo saja stok gabah cukup melimpah, khususnya bulan ini yang telah memasuki musim panen.

“Saat ini harga gabah di tingkat petani Rp 3 ribu hingga Rp 3,5 ribu per kilogram. Saat ini banyak petani yang panen sehingga gabah melimpah,” kata Kusnadi, Senin (22/3/2021).

Hal senada disampaikan Gunawi, petani asal Desa Blado Kulon, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Ia memprediksi harga beras akan hancur jika kebijakan impor beras tetap dilakukan.

“Tak hanya di kabupaten Probolinggo, di daerah lain padi hasil petani melimpah, khususnya bulan Maret dimana di daerah mulai panen raya. Jika impor beras tetap dilakukan, ya sama saja dengan membunuh petani,” kecamnya.

Ia meminta, pemerintah membatalkan impor beras dan memprioritaskan produksi pangan lokal. “Sejumlah daerah di Indonesia, masih menjadi lumbung padi yang dapat mencukupi kebutuhan beras nasional,” serunya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah


 

Baca Juga  Sepekan, Seribuan Kendaraan Masuk Probolinggo Diputar Balik

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …