PANTURA7.com | Beritanya Nyata! Beritanya Nyata
Related Articles
PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena Papua sejak beberapa hari terakhir berbuntut panjang. Ratusan warga asal Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, dikabarkan tertahan di kamp pengungsian.
Kepala Desa Jorongan, Kecamatan Leces, Masuni menjelaskan, sedikitnya ada 300 hingga 500 orang warga Kecamatan Leces yang nasibnya kini terkatung-katung. Mereka berada di kamp pengungsian pasca meninggalkan kediamannya, yang tidak lagi aman.
“Saya berkoordinasi dengan kepala desa di wilayah Kecamatan Leces. Dari koordinasi itu, diperkirakan ada 300 hingga 500 orang asal Kecamatan Leces yang saat ini tertahan di Wamena,” kata Masun, Selasa (1/10).
Untuk warga Desa Jorongan, lanjut Masuni, terdapat 250 orang yang tersebar di Kota Wamena. Selebihnya berasal dari Desa Sumberkedawung, Clarak, Warung Jinggo dan Leces.
“Di Wamena, warga Jorongan bekerja sebagai kuli bangunan, sebagian membuka kios atau toko peracangan. Ada pula yang membuka usaha mebel. Ada yang sudah bertahun-tahun, ada yang masih hitungan bulan di Wamena,” papar dia.
Selain di kamp pengungsian, menurut Masuni, warganya juga tinggal di masjid polres dan kodim setempat. Meski keselamatannya terancam, namun keterbatasan biaya menjadi persoalan sehingga mereka tetap bertahan di bumi cenderawasih tersebut.
“Kami sudah berkirim surat kepada Bupati Probolinggo, agar proses pemulangan warga kami di Wamena dibantu. Mau pulang sendiri mereka tak punya biaya, sehingga tetap bertahan di Wamena meski trauma dan keselamatan terancam,” pungkas Masuni.
Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo sejauh ini belum bergerak terkait nasib ratusan warganya di Papua. Wakil Bupati Probolinggo, Timbul Prihanjoko mengaku belum mendapat laporan dari dinad terkait hal itu.
“Ndak tahu saya, ndak punya data,” jawab Timbul saat dikonfirmasi sejumlah wartawan. (*)
Penulis : Moh. Rochim
Editor : Efendi Muhammad
