Kirab Jodang Meriahkan 1 Muharam di Krejengan

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Ribuan warga Desa/Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, menggelar kirab jodang dan gunungan hasil bumi, Minggu (1/9) pagi. Selain untuk memeriahkan tahun baru islam 1 Muharram 1441 Hijriyah, juga sebagai bentuk slametan desa.

Sebuah jodang dan 7 gunungan berisi aneka hasil bumi, diarak dari rumah Kepala Desa (Kades) Nurul Huda hingga ke kantor desa dengan jarak tempuh sekitar satu kilometer. Jodang dan aneka hasil bumi, merupakan sedekah warga dari 3 dusun yang ada di Desa Krejengan.

Kepala Desa Krejengan Nurul Huda mengatakan, Kirab Jodang merupakan tradisi leluhur di desanya. Kirab ini menjadi simbol peringatan tahun baru islam sekaligus sedekah desa, yang merupakan wujud syukur warga atas rezeki yang diperoleh selama setahun.

“Maka dari itu, jodang yang isinya dari hasil bumi Desa Krejengan kami kumpulkan semua sebagai bentuk selamatan desa. Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin setiap 1 Muharram,” kata Huda.

Warga Desa Krejengan saat berebut hasil bumi setelah kirab jodang usai. (Foto : Moh. Ahsan Faradies)

Huda yang menjabat Kades Krejengan sejak 2014 menambahkan, setiap tahun warga antusias menyumbang dana untuk memeriahkan Kirab Jodang. Tak terkecuali kali ini, dimana swadaya masyarakat amat berperan mensukseskan tradisi yang nyaris punah ini.

“Hampir semua dana kegiatan, yang dimulai dari do’a bersama hingga puncaknya sekarang ini merupakan hasil swadaya masyarakat,” ujar Kades ke-10 di Desa Krejengan ini.

Arak-arakan jodang terhenti di balai desa. Jodang dan gunungan hasil bumi lantas didoakan oleh warga dipimpin tokoh masyarakat dengan khidmat. Begitu doa usai, warga saling berebut buah, sayur dan hasil bumi lain yang terdapat dalam jodang dan gunungan.

Warga Desa Krejengan, Ismiyatul Lutfiyah menyebut Kirab Jodang merupakan pesta rakyat yang sudah mentradisi di desanya. Ia pun tak lupa, juga ikut rebutan hasil bumi meski hanya mendapatkan sebiji buah salak.

Baca Juga  KONI Akan Beri Bonus Bagi Atlet Peraih Medali

“Rebutan hasil bumi ini juga tradisi bagi masyarakat, karena memang tumpukan buah seperti gunung itu untuk masyarakat. Jadi setelah selesai acara atau didoakan, warga langsung rebutan. Alhamdulillah saya cuma dapat salak saja,” ujarnya. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Berkah Lebaran, Penjual Selongsong Ketupat di Lumajang Banjir Pesanan

Lumajang,- Lebaran ketupat membuat Nurma Hidayah (32), pedagang janur dan kupat di Pasar Baru Lumajang, …