PKL Mengeluh Jualan di Alun-alun Harus Bayar Mahal

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kemeriahan Festival Pendalungan dan Pasar Rakyat Muslimat NU di Alun-alun Kota Probolinggo tidak dirasakan sepenuhnya oleh Pedagang Kaki Lima (PKL). Sebaliknya, mereka berduram durja karena biaya sewa stand yang dipatok oleh Event Organizer (EO) dianggap terlalu mahal.

Hal ini diakui oleh Muhamad Ikhsan (50), seorang PKL asal Jombang yang menempati tenda sisi timur selatan panggung utama. Ia yang berjualan aneka kerajinan kulit mengaku harua membayar Rp. 1,5 juta kepada pihak EO.

Sejatinya, kata ikhsan, ia tidak keberatan karena stand-nya dilengkapi dengan tenda dan sambungan listrik. Tenda yang ia tempati awalnya ditempati EO yang lantas disewakan. Namun ia hawatir jika tak omset yang didapat tak sebanding dengan biaya sewa.

“Sempat was-was karena sering hujan, khawatir mengurangi omset yang bisa-bisa gak untung. Tapi kalau wakti pelaksanaan ditambah, omset juga bisa bertambah,” jelas Ikhsan.

Suasana stand PKL di Alun-alun Kota Probolinggo. (Foto : Rahmad Soleh)

Hal senada disampaikan oleh PKL penjual aksesoris Nada Ruisma. Perempuan asal Madiun tersebut menuturkan bahwa ia telah membayar Rp 1,5 juta untuk sewa stand. Namun hingga kini, hasil jualan belum menutupi biaya sewa stand.

“Masih sepi mas, mudah-mudahan dengan ditambahnya waktu sampai penutupan nanti, pengunjung ramai dan pendapatan meningkat,” keluh Nada.

Stand PKL lokal pun nasibnya sama-sama tak mengenakkan. Badri (63) penjual Mie Ayam asal Kecamatan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan mengaku, ia ditarik Rp. 400 ribu untuk sewa stand yang hanya dilengkapi penerangan namun tanpa tenda.

“Ya kalau dipikir, berat mas soalnya kemarin-kemarin sepi pembeli karena hujan. Kalau begini terus kondisinya, bisa-bisa kita rugi,” tandas Badri.

Terpisah, pihak EO Damar membenarkan jika seluruh PKL dipungut biaya. Dana itu, menurut Damar, untuk biaya sewa tenda, penerangan lampu, termasuk biaya panggung beserta sarana dan prasarana pendukung lainnya.

Baca Juga  Harga Cabai Rawit Kian Anjlok, Kini Rp10 Ribu/Kg

“Dari pemerintah kan tidak ada dananya. Jadi dana yang kami dapat dari PKL, kami pakai untuk membiayai acara ini,” aku Damar.

Diketahui, Festival Pendalungan dan Pasar Rakyat Muslimat NU di Alun-alun Kota Probolinggo diadakan oleh Muslimat NU Jatim, sejak sepekan lalu. Hanya saja, even ini dikelola oleh EO lokal. (*)

 

Penulis : Rahmad Soleh
Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Susul Bawang Merah, Harga Cabai Rawit dan Cabai Besar Juga Naik

Probolinggo,- Selain bawang merah yang harganya naik, dua komoditas dapur cabai rawit dan cabai besar …