Kecam Teror Bom, Ini Kata Pengasuh dan Alumnus Pesantren di Probolinggo

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Rangkaian teror bom yang terjadi di sejumlah titik di Surabaya dan Sidoarjo sejak Minggu (13/5) pagi, mengundang keprihatinan kalangan Pondok Pesantren (Ponpes). Sebab, selain mengusik rasa kemanusiaan, sebagian pelaku diketahui merupakan umat muslim, yang selama ini dikenal sebagai umat yang cinta perdamaian.

Salah satu pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong, Mohammad Haris Damanhuri Romly mengatakan, aksi teror itu tidak mencerminkan seorang muslim. Islam, menurut pria yang biasa dipanggil Gus Haris itu, sangat melarang tindakan teror, yang menaburkan ketakutan bahkan menimbulkan korban jiwa.

“Atas nama keluarga besar pondok pesantren Zainul Hasan Genggong, santri dan segenap simpatisan, sangat menyayangkan dan melaknat bom bunuh diri. Kejadian yang sangat tidak mencerminkan sorang muslim,” kecam Gus Haris melalui video broadcast (BC) yang beredar via media sosial, Senin (14/5/2018)

Aksi teror itu, menurut Gus Haris, jelas merupakan perilaku teroris yang mengatasnamakan agama. Gus Haris juga menyampaikan duka citanya, terutama kepada keluarga korban. “Mari kita bersama-sama merapatkan barisan, jaga kebersamaan dan jayalah Indonesiaku,” papar putra Nyai Hj. Diana Susilowati ini.

Terpisah, kecaman senada juga disuarakan Ikatan Alumni Universitas Nurul Jadid (IKA UNUJA). Para alumni kampus yang terletak di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton ini menyebut aksi teror sebagai kejahatan kemanusiaan terbesar.

“Suatu Pembunuhan tanpa sebab yang disahkan oleh keputusan pengadilan negara adalah dosa besar, setaraf dengan dosa membunuh semua manusia,” tutur Abdul Azis, Ketua Umum IKA UNUJA.

Segenap alumni, papar Azis, menghimbau masyarakat dan seluruh umat beragama agar tetap tenang, senantiasa saling toleransi dan saling menjaga perbedaan. Selain itu, jelas dia, alumni tiada henti-hentinya menebarkan pesan kedamaian dan kearifan masyarakat sekitar.

Baca Juga  Pendaftaran Bacaleg di Kota Probolinggo Sepi

“Alumni UNUJA mengajak alumni Perguruan Tinggi se Indonesia untuk terus dapat saling mengingatkan diri dalam mengabdirikan diri kepada masyarakat, bangsa dan negara dengan menjaga keutuhan NKRI dan serentak mengutuk teroris,” tutup alumnus Ponpes Nurul Jadid ini.

Sebagaimana diketahui, serangkaian aksi terorisme melalui ledakan bom bunuh diri terjadi sejak selama 25 jam terakhir, di Surabaya dan Sidoarjo. Dari sedikitnya 6 lokasi ledakan, terdapat 21 korban meninggal dan puluhan korban luka-luka. (*)

 

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Gunung Semeru Kian Rutin Erupsi, Warga Diminta Selalu Waspada

Lumajang,- Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, kembali erupsi dengan letusan abu vulkanik setinggi …