MERESAHKAN: Petugas kesehatan hewan dibantu peternak di Lumajang memeriksa hewan yang diduga terpapar virus lato-lato. (foto: Asmadi).

Puluhan Sapi di Lumajang Terserang Lato-lato, Petani Cemas

Lumajang,- Pulahan ekor sapi di Kabupaten Lumajang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau yang kini akrab disebut penyakit ‘Lato-lato’. Para peternak pun mengaku khawatir penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian pada ternak.

Berdasarkan informasi yang didapat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang, penyakit lato-lato pada sapi disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini tersebar melalui gigitan serangga dan nyamuk.

“Sudah kami lakukan penelitian, bahkan kasusnya hampir mencapai 100 ekor. Jumlah detilnya, kami masih belum menghitung,” kata Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang, Endra Novianto, Minggu (18/2/24).

Menurut Endra, sapi yang terinfeksi penyakit tersebut akan mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan stamina secara signifikan.

“Ciri-ciri sapi yang terpapar virus lato-lato ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit terutama pada bagian leher, punggung, dan perut,” beber dia.

Endra menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut melalui vaksinasi masif kepada hewan ternak.

“Upaya kami saat ini, melakukan pengobatan sapi yang terinfeksi LSD dan vaksinasi LSD,” jelasnya.

Disamping itu, kata dia, pihaknya juga membagikan desinfektan kepada peternak. Hal itu dilakukan, agar sapi milik peternak tidak terserang penyakit lato-lato.

“Selain itu, kami juga membagikan desinfektan kepada peternak. Hal ini untuk mencegah penyebaran lato-lato dengan menyemprot kandang sapi menggunakan cairan desinfektan,” pungkas Endra.

Salah seorang peternak, Suyanto mengaku was-was dengan serangan virus lato-lato pada ternak. Ia khawatir penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian.

“Ya khawatir sekali. Kalau sapinya tidak mau makan, sapi tentu bakal kurus, bisa-bisa mati, apalagi ketahanan bodinya berkurang,” aku petani asal Desa Bades, Kecamatan Pasirian ini. (*)

Baca Juga  Sejak Januari-Maret, Puluhan Warga Kota Probolinggo Terjangkit DBD

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moch. Rochim

Baca Juga

Arus Mudik Lebaran, Sopir dan Kru Bus Diperiksa Kesehatan

Probolinggo,- Untuk memastikan kesehatan sopir dan kru bus, Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, bersama …