MELOMPONG: Toko Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo kini sepi imbas maraknya toko online. (foto: Hafiz Rozani)

Online Shop Marak, Toko Pasar Gotong Royong Probolinggo Sepi

Probolinggo,- Banyaknya masyarakat yang lebih memilih belanja online, mengakibatkan pedagang konvensional di Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo sepi pembeli. Akibatnya, omset pedagang turun drastis, bahkan terancam gulung tikar.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Gotong Royong di Jl. Panglima Sudirman Kota Probolinggo, Selasa (3/10/23), tampak toko-toko yang didominasi pedagang pakaian sepi pembeli.

Baik pemilik hingga karyawan toko, nampak duduk-duduk didepan toko sembari menunggu pembeli datang. Tak hanya itu, sejumlah toko memilih tutup lantaran sepinya pembeli.

Salah satu pedagang pakaian Toko Gotong Royong, Andrin (35) mengatakan, mulai sepinya pembeli ini dirasakan sejak tahun 2022. Puncaknya terjadi setelah hari raya Idul Fitri tahun 2023.

“Sejak tahun lalu, pembeli turun drastis, sehingga mempengaruhi penghasilan. Bisa mendapat Rp300 ribu dalam sehari sudah bersyukur. Namun, penghasilan itu masih dipotong pembayaran retribusi, listrik hingga gaji karyawan dalam satu bulan,” ujar pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran.

Dengan maraknya penjualan online, membuat tokonya dan toko baju lainnya kian mengalami penurunan omset. Selain lebih murah, juga pembeli tidak usah datang ke toko, tinggal pesan, barang sudah sampai di rumah.

“Ya harapan saya, pemerintah bisa meramaikan lagi Pasar Gotong Royong dengan diadakan semacam event, sehingga dapat menarik masyarakat untuk datang,” harap dia.

Hal senada disampaikan oleh pedagang baju lainnya Khotiba (53). Ia mengaku sejak maraknya belanja online, omset jualannya turun drastis. Bahkan, selama 10 hari, baju yang dijual di tokonya hanya laku satu helai saja.

“Pokok mulai sepi itu setelah lebaran hingga saat ini, bahkan tidak selama 10 hari ini, hanya 1 baju yang laku, kalau dalam sebulan pendapatan kurang, maka terpaksa saya tidak membayar retribusi Rp300 ribu perbulan,” ungkap pedagang asal Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Mayangan ini.

Baca Juga  Cetak Sejarah, PWI Probolinggo Gelar UKW

Khotiba menambahkan, jika memang tidak memiliki uang, terpaksa ia tidak kulak baju dan lebih memilih tetap menjual baju stok yang ada di toko. Khotiba berharap, agar pemerintah dapat meramaikan lagi Pasar Gotong Royong seperti beberapa tahun lalu.

“Karena sepi pembeli, saya juga menjaga toilet yang kebetulan pas di depan toko saya, agar ada pemasukan. Saya berharap kepada pemerintah agar pasar Gotong Royong ini dibuat ramai lagi sehingga para pedagang kembali mendapat pemasukan,” harap dia. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …