INOVATIF: Andri Fahruzi menunjuklan sirup sapulaga produksinya. (foto: Asmadi)

Berkat Sirup Kapulaga, Pemuda Lumajang Tembus Pasar Internasional

Lumajang,- Minuman herbal dewasa ini kian diminati. Selain bahan dasar yang mudah didapat, juga karena minuman ini tidak menimbulkan efek samping.

Seperti yang dilakukan seorang mahasiswa di Kabupaten Lumajang, Andri Fahruzi (21), warga Desa Bedayu, Kecamatan Senduro. Ia berkreasi meracik sirup kapulaga, yang kini justru banyak diburu pembeli.

Bahan-bahan untuk membuat sirup kapulaga, menurut Andri, diantaranya Kapulaga, Cengkeh, Daun Salam, Sere dan Kayu Manis. Bahan-bahan tersebut direbus dengan air 2 liter selama 30 menit.

“Tunggu sampai rebusan mengental dan warna berubah coklat. Kemudian angkat hasil rebusan dan saring hingga bersih,” kata Andri, Minggu (6/8/23).

“Ya, itulah racikan yang saya buat dan saya memang tidak mau merahasiakan racikan sirup yang sudah saya buat,” tambahnya.

Alih-alih pahit, sirup produksi Andri rasanya manis dengan varian yang berbeda. “Sirup kapulaga yang kami produksi memiliki rasa khas kapulagaga dan tidak pahit,” paparnya.

Selain diseduh secara langsung, dingin atau panas, sirup herbal tersebut juga cocok dikombinasikan dengan minuman lain, misalnya madu.

Konsumen juga bisa meracik dan menyeduh sendiri rasa yang mereka inginkan dengan mencampur beberapa bahan herbal kering, misalnya jahe, kapulaga dan cengkeh akan menghasilkan ramuan dengan rasa gurih dan pedas.

“Atau mencampur serai, daun salam, dan kayu manis jika ingin memperoleh minuman dengan rasa dan harum kuat tetapi juga memiliki warna yang unik,” jelasnya.

Harga jualnya pun cukup kompetitif, Rp50.000 sampai 65.000 per botol sirup isi 250 mililiter (ml). Satu botol bisa digunakan untuk membuat sekitar 13 gelas sirup jamu. Satu takaran sekitar 40 ml jika ingin menghasilkan jamu dengan rasa lebih manis.

“Dengan diolah menjadi sirup, maka ramuan herbal tersebut dapat bertahan lama saat disimpan,” ungkap mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Kabupaten Lumajang ini.

Baca Juga  Takziyah ke Rumah Mahasiswa UI, Wabup Indah Sampaikan Duka Mendalam

Produk dikemas lebih menarik sehingga lebih menarik minat konsumen untuk membeli. Kualitas bahan baku juga dijaga semaksimal mungkin. Sebagian besar bahan baku diperoleh dari bahan baku di wilayah Senduro.

Penjualan dilakukan secara online dan offline. “Kami saat ini rutin kirim ke beberapa wilayah, seperti Surabaya, Bali, Malang, Semarang, bahkan ke Malaysia,” papar mahasiswa semester 7 ini.

Berkat produk minuman yang dirintis sejak 2 tahun lalu itu, kini Andri mampu meraup omset puluhan juta per bulan. “Alhamdulillah, minuman sehat keuangan juga sehat,” pungkas dia. (*)

 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Moh. Rochim

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …