Ada Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang, Apa Itu?

Lumajang,- Sejak pukul 02.00 WIB, Senin (3/7/23), Ranu Klakah di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, dipadati masyatakat. Warga datang untuk berburu ikan, yang tiba-tiba muncul ke permukaan.

Warga menyebut fenomena itu sebagai Fenomena Koyo, yakni mabuknya ikan yang terjadi setiap setahun sekali. Lantaran banyak orang datang, warga sekitar pun banyak yang mendirikan stand penjualan ikan di sepanjang jalan masuk ke Ranu Klakah.

Salah satu warga setempat, Muhammad Wafi mengatakan, mulanya fenomena ini diketahui para pemilik karamba di ranu yang terletak di wilayah utara Kabupaten Lumajang itu.

Pada saat mengecek keramba, banyak ikan budidaya yang tiba-tiba muncul ke permukaan. Lalu, setelah mengamati sekitar ranu, rupanya Fenomena Koyo terjadi di Ranu Klakah.

“Belasan ribu ikan mungkin (yang muncul ke permukaan). Ikannya ya sehat, buktinya kalau dikonsumsi tidak ada masalah,” kata Wafi.

Kabar munculnya ikan yang mayoritas Mujair dan Nila, cepat menyebar ke masyarakat. Ada warga yang mengendarai sampan berbekal jaring untuk menangkap ikan.

“Ada pula yang hanya menggunakan tombak atau senapan angin untuk mendapatkan ikan dengan cepat dan mudah,” ungkap Wafi.

Warga lainnya, Dhika Prawono (32), menyampaikan, penyebab munculnya ribuan ikan ke permukaan diduga kuat karena naiknya gas belerang di dasar danau.

“Hari ini di sekitar Ranu Klakah menjadi pasar ikan dadakan. Ikan nila yang biasanya dijual dengan harga Rp33 ribu per kilogram, pada hari ini dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram,” tuturnya.

Yang rugi dalam fenomena ini adalah pengelola keramba yang ikan peliharaannya tidak terlalu besar. Pemilik keramba terpaksa panen lebih awal, karena jika dibiarkan ikan-ikan terancam mati.

“Karena hasil tangkapan kami cukup banyak, hasilnya kami jual. Harganya paling mahal Rp20 ribu perkilogram,” ucap Dhika.

Baca Juga  Top! Infrastruktur di Lumajang Siap Manjakan Para Pemudik Lebaran 2024

Fenomena Koyo ini, sambungnya, kerap terjadi pada musim kemarau yang ditandai dengan cuaca dingin selama semalaman, bahkan sampai pagi hari.

“Kalau dinginnnya seperti ini, biasanya gas belerang naik, maka ikan-ikan akan mati. Kalau tidak dipanen, kemungkinan akan mati semua ikannya,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT

Baca Juga

Empat Korban Laka KA Rejoso Dikebumikan, Warga Merasa Kehilangan

Pasuruan,- Kecelakaan maut merenggut nyawa 4 orang di perlintasan kereta api Desa Patuguran, Kecamatan Rejoso, …