DISEGEL: Siswa SMA Islam Yakin Tutur berusaha memasuki sekolah. (insert: Banner penyegelan sekolah).

Sekolah Disegel, Pelajar SMA di Tutur Rusak Gembok agar Bisa Belajar

Pasuruan,- Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Yakin di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, disegel akibat sengketa lahan. Pada pintu gerbang gedung sekolah, tertulis banner pengumuman penyegelan sekolah itu.

Pada banner itu tampak logo Adrian & CO Counsellors & Attomeys at Law dengan tulisan: Objek ini dalam penguasaan H Mansyur Iskandar, selalu pemohon eksekusi atas penetapan eksekusi No. 8/Pen.Eks/2019/PN.Bangil.

“Segala bentuk tindak pidana yang dilakukan terhadap objek ini sedang diproses secara hukum oleh Polres Pasuruan. Bagi pihak pihak yang ingin mempergunakan objek ini beserta segala fasilitas didalamnya, harus mengajukan izin tertulis kepada H Mansyur Iskandar,” bunyi tulisan pada banner.

Penyegelan itu membuat para siswa tak bisa masuk ke sekolah. Selasa (16/5/2023), siswa-siswa yang beserta wali murid mengambil tindakan dengan merusak gembok penyegelan.

Mereka ingin proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung seperti biasa. Alhasil, buka paksa gerbang sekolah pun terpaksa dilakukan

Kepala SMA Islam Yakin Tutur, Imron Fauzi menyayangkan penyegelan ini. Menurutnya, tindakan tersebut merugikan anak-anak sekolah dan mengganggu kegiatan belajar-mengajar.

“Meskipun ada proses hukum yang berjalan, diharapkan proses tersebut tidak mengganggu kegiatan di sekolah,” kata Imron.

Imron menjelaskan, penyegelan dilakukan pada Minggu (14/5/202) siang. Sementara pada Senin, siswa masih libur karena adanya rapat persiapan wisuda yang dihadiri oleh dewan guru.

Barulah pada Selasa, saat siswa kembali masuk sekolah, mereka menemukan bahwa pintu sekolah tersegel. Penyegelan itu memicu reaksi para pelajar, yang kemudian merusak gembok demi bisa masuk ke dalam sekolah.

“Sebelumnya tidak ada pemberitahuan kepada sekolah mengenai penyegelan ini,” jelasnya.

Imron berharap, pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, memberikan keamanan dan perlindungan terhadap sekolah, khususnya kepada para pelajar.

Baca Juga  Laka Maut di Grati, Ibu-anak Meninggal Dunia

“Saya ingin anak-anak merasa nyaman secara psikologis dan proses belajar-mengajar dapat tetap berjalan tanpa gangguan,” harapnya.

Sementara itu, Agung Samudra, salah satu siswa SMA Islam Tutur, mengungkapkan, hari ini ia dan rekan-rekannya seharusnya bisa masuk sekolah seperti biasa.

Namun, saat tiba di sekolah, mereka menemukan gerbang masih terkunci, sehingga mereka tidak bisa masuk ke dalam gedung.

Sebagai solusi sementara, para siswa memutuskan untuk ngaji bersama di depan sekolah, yang merupakan tradisi di SMA islam tersebut.

Dalam suasana panas nan terik, para siswa ngaji dengan penuh semangat di luar gerbang yang tersegel. Namun, kesadaran mereka untuk mendapatkan pendidikan tidak terhenti oleh situasi tersebut.

Mereka kemudian mengambil inisiatif untuk membuka gerbang yang disegel agar bisa melanjutkan kegiatan belajar di dalam sekolah.

Agung berharap tidak ada lagi yang menghalangi mereka dalam mencari ilmu. Kegiatan belajar-mengajar harus tetap berjalan tanpa gangguan, karena merupakan haknya sebagai siswa.

“Jangan halangi kami untuk mencari ilmu, karena kita merupakan pemuda penerus bangsa yang harus punya banyak ilmu untuk masa yang akan datang. Kalau bukan kita siapa lagi yang memajukan bangsa ini,” jelasnya. (*)

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Olah TKP Laka, Polisi Sebut Moge yang Dikendarai Korban Bodong

Probolinggo,- Kecelakan maut yang melibatkan tiga kendaraan dan mengakibatkan pasutri pengendara moge tewas, di jalur …