KHAS: Seorang model memperlihatkan produk Kopi Apdina di Stan Loemadjang Mbiyen. (foto: Asmadi)

Ada Abdina di Loemadjang Mbiyen, Kopi Khas Lereng Semeru

Lumajang,- Sebanyak 125 stan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Lumajang, hadir untuk meriahkan Loemadjang Biyen. Berbagai olahan jaman dulu pun disajikan, salah satunya kopi khas Pasrujambe.

Saat ini, kopi tak hanya menjadi kebutuhan, melainkan juga gaya hidup, baik di pedesaan maupun perkotaan. Hampir semua kalangan menjadikan kopi sebagai minuman rutin sehari-hari.

Abdina merupakan produk kopi hasil olahan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Wilayah Pasrujambe selama ini memang dikenal sebagai sentra produksi berbagai varian kopi khas lereng Gunung Semeru.

Kaki Gunung Semeru banyak menyimpan berbagai potensi tanaman kopi yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk lokal. Diantaranya kopi Arabika, Robusta, Nangka dan banyak jenis kopi lainnya.

Komoditas kopi dari lereng gunung tertinggi di pulau Jawa ini tak kalah jika dibandingkan dengan produk kopi dari daerah lain. Produksi kopi lereng Gunung Semeru disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.

Kecamatan Pasrujambe sebagai kawasan sentra produksi kopi, terletak di kawasan Hutan Perhutani dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Senduro. Mayoritas kopi di Kabupaten Lumajang, dihasilkan dari wilayah Pasrujambe.

“Kami mengembangkan komoditas kopi khas Pasrujambe ini sudah lama. Kopi yang kemudian dikemas dan diberi nama Abdina Kopi ini banyak dikenal masyarakat luas karena memiliki ciri khas yang berbeda. Cita rasanya tidak kalah juga dengan kopi dari daerah lain,” kata Indah, petani kopi saat ditemui di stan Loemadjang Mbiyen di Kecamatan Jatiroto, Minggu (7/5/2023).

Indah menyampaikan, ia tak hanya mendistribusikan kopi dalam bentuk mentah. Namun juga mengolah kopi-kopi dari perkebunan untuk menambah nilai jual.

Dirinya bersama petani kopi lain mengolah hasil panen menjadi kopi siap seduh atau olahan lainnya yang bisa menaikkan nilai dari kopi

Baca Juga  Pasokan Terbatas, Telur Ayam Tembus Rp30 Ribu 

Hingga pada akhirnya, kopi-kopi dari daerah ini dikenal secara luas oleh masyarakat sebagai Kopi Abdinah dan banyak dijual dalam bentuk kemasan siap seduh.

“Awalnya melihat kalau kopi di lahan petani Pasrujambe ini punya banyak potensi besar. Jadi sayang jika dijual mentah hasil panen. Pada saat itu, saya langsung mengolah hasil panen tersebut. Jadi kopi bubukan misalnya dan dijual dalam bentuk kemasan. Alhamdulillah nilai jualnya jadi lebih tinggi,” jelasnya.

Menurut Indah, kopi Apdina dijual dengan harga Rp20 ribu hingga Rp37 RT ribu. “Kalu produk unggalan kopi saya, ya tetap arabika. Selain memiliki cita rasa yang khas, kopi dengan jenis arabika paling banyak pemesannya,” ujarnya.

Indah yang berprofesi sebagai penggerak UMKM ini berpesan kepada pegiat UMKM untuk tidak takut bersaing dan terus berinovasi, agar usaha yang dimiliki bisa sejajar dengan produk-produk unggulan.

“UMKM pemula harus tidak takut, harus berinovasi, karena semua tidak ada yang tiba-tiba, semua berproses. Jadi saya suka bilang memang kita UMKM itu harus kuat dan tangguh jadi tidak boleh ikut-ikutan saja, jadi kita tahu prosesnya,” pungkasnya. (**)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: A. Zainullah FT

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …