Faizal Lubis menunjukkan sejumlah keris koleksinya, Jumat (27/1/2023).

Demi Lestarikan Budaya, Faizal Lubis Koleksi Ratusan Keris

Probolinggo – Keris adalah senjata khas yang berkelok-kelok atau asimetri yang termasuk dalam golongan senjata tikam yang berasal dari Indonesia. Biasanya digunakan sebagai senjata maupun objek spiritual.

Keris dihormati dan dianggap memiliki kekuatan magis. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau peperangan. Dan pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesoris atau menjadi benda koleksi yang bernilai estetika.

Di Kabupaten Probolinggo, ada Faizal Lubis (40), kolektor keris sejak tahun 2016 lalu. Bahkan, saat ini, ia memiliki sekitar 250 keris yang tersimpan di rumahnya.

Tak hanya keris, sejumlah pusaka lain seperti tombak, juga banyak didapati di rumahnya.

Warga Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan itu mengatakan, kecintaannya terhadap keris sudah ada sejak kecil. Sebab, leluhurnya memang memiliki kecintaan terhadap pusaka kuno tersebut.

“Kakek suka keris, mertua juga begitu,” kata pria kelahiran Kelurahan/Kecamatan Semampir tersebut.

Selain itu, kecintaannya kepada keris juga tidak terlepas dari nilai seninya. Menurutnya, keris memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Besi yang dikenal sebagai benda yang keras, dapat ditempa menjadi sebuah senjata dengan ukiran yang beragam. Hal ini menurutnya mencerminkan kecerdasan bangsa Indonesia sejak masa lampau.

“Keris ini warisan budaya Indonesia, yang seharusnya merupakan kebanggaan bangsa ini,” ucapnya.

Faizal menjelaskan, sebagai peninggalan budaya, keris memiliki nilai yang beragam. Mulai dari ratusan ribu hingga miliaran rupiah.

Hal itu disesuaikan dengan jenis, usia, dan bahan pembuatan keris. Tak jarang, para pecinta keris bahkan rela menukarkan mobilnya hanya untuk sebuah keris.

“Ada punya teman saya ini harganya Rp 1 miliar lebih. Ada yang nawar pakai Fortuner tapi tidak dikasih,” katanya.

Baca Juga  Kapolres Tegaskan Pawai Budaya Belum Izin

Ia menyebut, keris yang memiliki nilai tinggi biasanya berasal dari masa kerajaan-kerajaan atau yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Sebab biasanya, keris-keris tersebut dibuat langsung oleh seorang mpu yang mempunyai kesaktian luar biasa dan dengan prosesi tirakat yang panjang.

Bahkan, proses pembuatannya bisa memakan waktu hingga tahunan.

“Sebelum menemukan besi, itu tirakat dulu. Setelah nemu, tirakat lagi untuk menentukan jenis keris yang akan dibuat. Dan ketika dibuat, itu ditempa dengan api termasuk doa-doa dari mpu yang membuatnya,” ujarnya.

Lebih dari itu, pria yang juga aktif di Pataji (Pemerhati Tosan Aji) ini juga menyebut, setiap keris biasanya memiliki tuah tersendiri. Sebagai contoh keris peninggalan Pajajaran, biasanya memiliki tuah untuk kemakmuran, hal ini tidak terlepas dari lokasi kerajaan Pajajaran yang berada di daerah yang dikenal dengan kesuburannya.

Dan keris peninggalan Majapahit biasanya memiliki tuah untuk kesaktian, pasalnya sejak awal dibentuk dan runtuhnya kerajaan Majapahit, kerapkali terjadi peperangan.

Sedangkan keris peninggalan Blambangan cenderung memiliki ukuran lebih besar dari keris pada umumnya. Hal itu menunjukkan bahwa keris Blambangan memiliki tuah perlindungan. Sebab sejak dulu kerajaan Blambangan sering menerima gempuran dari Majapahit.

Dari beberapa hal tersebut, ia pun memahami bahwasanya terdapat keris yang sakti dan keris yang hanya memiliki nilai estetika. Oleh sebab hal tersebut, ia pun rutin memandikan keris-kerisnya setiap malam Jumat Manis dan malam Satu Suro. Hal itu bertujuan untuk menjaga kerisnya tetap bersih dan terawat.

“Keris Majapahit itu biasanya sangar-sangar. Tapi terlepas dari itu, semuanya saya mandikan. Saya pilih Jumat Manis, karena kalau manis kan disukai orang,” paparnya.

Tak jarang, setiap kali ia memandikan keris-keris itu, kejadian mistis sering terjadi. Yang sangat lumrah terjadi, keris yang dimandikan itu berdiri dengan sendirinya tanpa disentuh.

Baca Juga  Struktur Batu Bata Kuno Ditemukan di Lereng Arjuno, Peninggalan Majapahit?

Meski begitu, ia sama sekali tidak khawatir dengan kejadian tersebut. Pasalnya, ia meyakini semua yang terjadi di dunia ini sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

“Kalau keris terbang belum pernah, tapi kalau berdiri itu sering. Tapi kan sebagai ciptaan Allah, tempati tempatnya, kerjakan kerjaannya, insya Allah dengan begitu akan baik-baik saja. Termasuk keris ini, saya yakin kesaktiannya itu akan berada pada tempatnya,” katanya.

Faizal juga menyebut, setiap orang tidak akan mampu memiliki keris dengan semaunya. Pasalnya, sebagai benda pusaka, tentu keris akan memilih tuan yang pas untuk memilikinya. Termasuk sejumlah keris yang dikoleksinya saat ini, ia meyakini juga akan berpindah tangan ke orang lain.

“Secara filosofis, keris itu akan mencari tuannya, bukan tuan yang mencari kerisnya,” katanya.

Di antara keris-keris yang dimilikinya, terdapat beberapa keris yang menjadi faforitnya. Salah satunya Keris Wahyu Tumurun. Menurutnya keris ini hanya akan pas jika dimiliki oleh keturunan dari pemilik keris tersebut.

“Ini dari kakek saya, asalnya dari masa Mataram Islam,” ujarnya.

Namun yang menjadi favoritnya ialah Keris Patrem. Pasalnya, keris ini bentuknya lumayan kecil dan sangat mudah untuk dibawa.

“Peninggalan dari kerajaan Sunda Pajajaran, usianya sudah ratusan tahun,” paparnya.(*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga

Bibibi, Tradisi Membagikan Makanan Jelang Lebaran yang Tak Lekang Waktu

Probolinggo,- Ada tradisi unik yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri yakni, Bibibi. Tradisi membagikan …