Jembatan Diterjang Lahar, Pelajar Lereng Semeru Digendong Menyeberangi Sungai

Lumajang – Kerusakan jembatan limpas di Kali Regoyo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu, tidak hanya memutus akses transportasi warga.

Selain itu, juga membuat para pelajar yang biasanya melintasi jembatan, kini kesulitan. Tercatat selama ini, jembatan ini menjadi jalur penyeberangan pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 dan 03 Jugosari, Kecamatan Senduro.

Setelah jembatan rusak, beberapa orang tua dan relawan harus membantu anak-anak Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, untuk menyeberangi sungai.

Caranya, dengan cara digendong atau menaikkan mereka diatas leher. Para siswa, tidak mungkin melintasi sendiri.

Sebab, selain sudah berseragam rapi dan bersepatu, para pelajar yang rata-rata berusia 5 hingga 12 tahun itu rawan terperosok saat melintasi sungai.

“Ada 42 siswa sekolah dasar dari desa setempat. Tak hanya itu, selain rutinitas pendidikan, setiap hari aktivitas warga juga harus dijalani dengan melewati sungai laharan semeru sebagai jalan penghubung,” ujar salah satu relawan yang sedang menunggu anak sekolah untuk diseberangkan, Satuman, Senin (10/10/22).

Saat mau menyeberangi sungai, lanjut Satuman, ia sempat kesulitan untuk membantu anak-anak menyeberang lantaran aliran sungai masih cukup deras.

Dia berharap pemerintah setempat membuatkan akses jalan alternatif agar para siswa tidak lagi harus melintasi derasnya aliran sungai lahar Semeru, untuk pergi ke sekolah.

“Kesulitannya sekarang ini, karena jalan-jalan yang dibuat warga hancur lagi terseret aliran lahar Semeru,” ungkap Satuman.

Menurutnya, jalan alternatif di tengah aliran lahar Semeru ini merupakan akses satu-satunya yang digunakan warga Dusun Sumber Langsep. Namun kondisi jalan dan jembatan sering amblas diterjang lahar Gunung Semeru.

Sementara itu, orang tua dari salah satu murid SDN 01 Jugosari, Marnito mengatakan, gendong anak menyeberangi banjir lahar menjadi rutinitasnya beberapa hari terakhir ini.

Baca Juga  Tebing Setinggi 10 Meter di Sariwani Longsor, 4 Rumah Rusak

Mau tidak mau, ia harus mengantar anaknya ke SD Negeri 03 Jugosari, yang berada di seberang desa. Ia tidak sendiri, melainkan juga sejumlah tetangganya yang anaknya bersekolah di SDN Jugosari 03.

“Meski menantang bahaya namun tidak ada pilihan lain lantaran akses ini menjadi akses satu-satunya untuk menyeberangi banjir lahar dingin Sungai Regoyo,” tuturnya.

Sekedar diketahui, sejak jembatan utama jebol diterjang banjir lahar pada awal Januari 2022 lalu, sedikitnya 125 kepala keluarga atau 470 warga yang tinggal di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, terisolasi.

Mereka harus bertaruh nyawa menyeberangi jalur lahar dingin Sungai Regoyo untuk sampai di desa seberang. (*)

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainullah FT

Baca Juga

Hendak Jaga Kapal, ABK asal Wonoasih Tewas Tenggelam

Probolinggo,- Seorang anak buah kapal (ABK) yang sedang bersandar tenggelam usai terjatuh dari atas kapal, …