Berkat Madu Klanceng, Pemuda Lereng Semeru Tembus Perguruan Tinggi 

Lumajang,- Seorang mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin (IAIS) Lumajang, berhasil menekuni usaha bisnis madu klanceng. Usaha yang ia rintis tersebut terbilang sukses karena produknya bisa dipasarkan hingga ke luar daerah.

Mahasiswa kreatif itu adalah Andri Fahrozi (20), warga Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Sejak 11 tahun terakhir, ia menekuni usaha bisnis ternak lebah penghasil madu klanceng.

Andri, sapaan akrabnya menyebut, awal mula ia tertarik menggeluti usaha tersebut saat ia melihat temannya berternak lebah. Kemudian ia tertarik untuk mencobanya.

Awalnya, ia hanya membeli 70 kotak sarang lebah yang harganya Rp200 ribu per kotak, harga tersebut sudah termasuk bibitnya. Kemudian ia mencari lebah sendiri di alam bebas.

“Per kotak bisa menghasilkan minimal 250 ml, harganya kalau dijual per botol 250 ml Rp75 ribu, kalau kemasan 1 liternya seharha Rp300 ribu,” kata Andri, Minggu (25/9/22).

Diakuinya, usaha ternak lebah penghasil madu klanceng ini tergolong mudah. Pasalnya, tidak usah memberi makan. Hanya tantangannya, lebah akan kabur kalau sudah panen hingga lima kali.

Dari segi pemasaran, ia mengaku tidak banyak menemukan kendala. Sebab, produknya bisa dengan mudah dipesan banyak konsumen. Bahkan, produknya bisa menembus luar daerah, seperti Surabaya, Lamongan, Bali, hingga Semarang.

Selain mengembangkan usaha ternak madu klanceng di lingkungan rumahnya, ia sekarang juga menyediakan kotak bibit ternak untuk dijual bagi peternak pemula.

“Kotak bibitnya ini selain dipesan masyarakat Lumajang juga ada yang dari luar daerah, seperti Pasuruan, Malang dan Jember,” akunya.

Hingga saat ini, selain menyediakan kotak dan bibit untuk dijual, ratusan kotak juga masih produktif menjadi sarang lebah madu klanceng penghasil pundi-pundi rupiah dengan masa panen 2 hingga 3 bulan.

Baca Juga  Kantor Walikota Pasuruan Disegel KPK

“Saat ini sedikitnya ada 800 kotak yang masih produktif menjadi sarang lebah,” imbuh pemuda di lereng Gunung Semeru ini.

Ditanya mengenai omzet, ia mengaku tidak bisa merinci secara pasti. “Tidak pasti, tetapi jika 1 kotak minim panen 250 ml, maka jika 800 kotak tinggal mengalikan,” timpalnya.

Menurutnya, bisnis ini masih menjanjikan karena peluang usahanya masih jarang diketahui banyak orang. “Yang penting tekun dan tahu peluang pasar,” saran dia.

Berkat panen lebah madu ‘trigoni levi’ atau lebih dikenal lebah klanceng ini, Andri mampu menopang ekonomi keluarganya. “Bahkan juga untuk biaya pendidikan di bangku kuliah,” ia memungkasi. (*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainullah FT

Baca Juga

Rombongan Moge Kecelakaan di Jalur Pantura Sumberasih, Pasutri Tewas

Probolinggo,- Kecelakaan beruntun yang melibatkan lima kendaraan terjadi di jalur pantura, Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, …