Warga Ketapang, Ciptakan Alat Roasting Kopi Tradisional

Probolinggo – Seorang warga Jalan Damai, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo berhasil menciptakan alat roasting kopi tradisional. Alat yang ia ciptakan dengan memakan waktu sekitar 7 bulan ini sudah mendapat hak paten. Kini mesin rosting kopinya tersebut masih terus dikembangkan.

Pencipta mesin roasting kopi tradisional ini adalah Bambang Harianto (63). Disebut mesin roasting tradisional lantaran mesin yang ia ciptakan ini masih menggunakan gentong dari tanah liat sebagai tempat merosting biji (bean) kopi.

Bermula saat Bambang tak tega menyaksikan istrinya, Zahrotul Aini (56) yang kepanasan saat menggoreng biji kopi. Dari situlah, Bambang kemudian berinisiatif membuat peralatan.

Sebagai sarjana teknik (elektro) lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Bambang wajar ia punya keahlian. Belum lagi pengalamannya di bidang elektronika, serta sejak tahun 2018 ia sering ikut pameran elektronik di berbagai daerah. Barulah pada tahun 2021 Bambang ia mencetuskan idenya ini.

“Untuk pengerjaan mesin roasting kopi tradisional ini memakan waktu sekitar tujuh bulan, mulai dari mencari bahan, menghubungkan satu komponen dengan yang lain, hingga alat tersebut bisa digunakan,” ujarnya.

Setelah jadi, alat tersebut mengalami tiga kali percobaan hingga benar-benar sempurna dan dapat dipergunakan. Cara kerja mesin roasting kopi tradisional ini cukup sedernaha. Pertama kabel power menghidupkan komponen.

Selanjutnya, kompor gas yang berada di bawah gentong dihidupkan hingga mencapai suhu 120 derajat. Uniknya jika suhu sudah mencapai 120 derajat, maka alarm berbunyi, kemudian biji kopi dimasukan ke dalam gentong.

Setelah masuk, motor listrik kecil dihidupkan untuk menggerakkan pengaduk yang ada di dalam gentong. Biji kopi pun teraduk dengan merata.

Proses meroasting kopi ini memakan waktu satu jam. Namun selama kopi diroasting, tidak perlu ditunggui di depan peralatan. Hanya perlu sesekali dicek kematangan kopi melalui lubang di depan.

Baca Juga  Harga Gabah Tinggi, Petani pun Sumringah

“Setelah matang, kopi kemudian dituang pada alat penyaring untuk mengupas kulit kopi. Dengan alat ini tingkat kematangan kopi merata, tidak seperti saat menggoreng kopi dengan wajan,” ujar Bambang.

Dengan kapasitas maksimal 2 kilogram dan biaya pembuatan sekitar Rp3 juta, mesin roasting kopi tradisional ini akan terus dikembangkan. Salah satunya, gentong tempat kopi nantinya akan dapat diputar secara otomatis. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …