Gaji Pas-pasan, Guru Honorer ini Banting Setir jadi Produsen Variasi Motor

WINONGAN-PANTURA7.com, Menjadi tenaga guru honorer selama bertahun-tahun, membuat Ismail Bahtiar (35) Warga Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan harus berfikir keras guna memperbaiki taraf hidupnya.

Maklum saja, gajinya sebagai tenaga honorer hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Bahtiar menceritakan, ia mengabdi menjadi guru honorer sejak belasan tahun lalu, sejak ia belum menikah.

Setelah menikah dan mempuanyai dua orang anak, statusnya sebagai guru honorer tetap tidak berubah dengan gaji pas-pasan. Ia pun memutar otak untuk mendapatkan penghasilan tambahan diluar jam mengajar.

“Akhirnya saya mencoba membuat kerajian variasi motor dengan bahan dasar fiberglass. Seperti membuat winglet Honda Vario, cover headlamp Honda Beat, Hugger Vario dan cover leher knalpot Honda Vario,” kata Bahtiar kepada PANTURA7.com, Rabu (27/01/2021).

Kerajinan fiberglass yang dirintis Bahtiar, sudah berjalan sekitar dua tahunan. Produk hasil kerajinan, lantas ia pasarkan secara offline dan online. Penjualan secara manual dilayani bagi konsumer lokal.

Sementara penjualan ke luar daerah, mayoritas dilakukan secara online. Bahkan, ia sudah memiliki pelanggan tetap di beberapa toko variasi motor di wilayah Madura, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Lunajang dan Banyuwangi.

“Saya jual hasil kerajinan saya itu harganya mulai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, tergantung modelnya,” katanya.

Siapa sangka, usaha coba-coba ini awalnya hanya bermodal Rp 500 ribu. Selang 2 tahun kemudian, kegigihan dan keras Bahtiar membuatnya berhasil meraup keuntungan jutaan rupiah perbulan.

Awalnya, proses pengerjaan kerajinan dilakukan sendiri. Namun karena pesanan kian hari bertambah banyak, Bahtiar terpaksa merekrut dua orang tetangganya sebagai tenaga kerja.

“Alhamdulillah, penghasilan bersih saya sekarang ini per bulan mencapai Rp 7 juta sampai 15 juta,” paparnya riang.

Baca Juga  Hari Guru Nasional, Anak Jalanan Dilatih Menyablon

Menurutnya, dimasa pandemi Covid-19 ini, pesanan dari konsumen tidak menurun. Hanya saja harga bahan baku yang digunakan mengalami lonjakan.

“Saat pandemi pesanan masih banyak, tapi harga bahan baku seperti handmade sebagai perekat, sekarang naik harganya,” ujar Bahtiar.

Meski usahanya mampu meraup uang jutaan rupiah dalam sebulan, namun Bahtiar masih tetap mengajar sebagai guru honorer di sekolah dasar (SD). “Aktivitas mengajar tidak saya tinggalkan,” pungkasnya. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

Probolinggo,- Kasus perceraian di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2023, Pengadilan Agama (PA) …