Pande Besi Tetap ‘Bersemi’ Ditengah Pandemi

BESUK-PANTURA7.com, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terjadi sejak awal tahun ini, tak membuat para perajin besi (pande besi) di Kabupaten Probolinggo menyerah. Mereka tetap memproduksi aneka kerajinan meski sepi peminat.

Seorang pande besi bernama Lutfi Zaini (49) mengatakan, pandemi membuat produknya tak banyak dilirik oleh warga. Meski demikian, ia harus tetap produksi karena kerajinan warisan leluhur itu sudah menjadi mata pencaharian,

“Dalam sehari, saya bersama empat teman menghasilkan 6 celurit per orang. Lain halnya dengan golok, dalam sehari hanya mempu menghasilkan 4 bilah dengan waktu pembuatan sekitar 9 jam,” kata perajin asal Desa Alaskandang, Kecamatan Besuk ini.

Nantinya, menurut Lutfi, begitu ia disapa, golok atau celurit yang dihasilkan dibawa pulang untuk proses penghalusan dan pemasangan gagangnya. Setelah itu, kata dia, dilanjutkan dibawa ke pedagang pasar atau warga yang memesan.

“Kerjanya mulai dari pukul 8.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Kesulitannya ya saat mengukir saja, karena besinya masih panas. Perbandingan celurit dan golok, hanya di ukurannya. Celurit mampu dihasilkan 6 buah kalau golok 4 buah sehari,” paparnya.

Untuk harga, lanjutnya, jika produk benar-benar halus dan tajam, maka sebilah celurit laku terjual hingga Rp50 ribu. sebaliknya, jika kualitasnya biasa-biasa saja, harga jualnya hanya kisaran Rp40 ribu.

“Kalau golok yang bagus harganya bisa sampai Rp70 ribu, yang biasa itu Rp50 ribu. Kualitas produk tergantung besinya, kalau besinya tua ya lebih bagus. Jadi saat membeli besi untuk bahan dasar, kami pilah-pilih dulu,” ungkap dia.

Sebelum pandemi Covid-19, menurut dia, celurit dan golok biasanya dikirim hingga ke luar daerah. Bahkan pemesan banyak yang berasal dari Bali. Tetapi, sejak Covid-19 melanda, pemesan dari luar nyaris tidak ada sama sekali.

Baca Juga  Kota Probolinggo Terapkan PPKM Darurat, Aktifitas Warga Dibatasi

“Dapat pesanan dari pedagang di Probolinggo saja sudah bersyukur, itupun pesannya seminggu sekali. Paling sering dari pedagang di Pasar Krucil dan Maron, kalau pesanan dari luar daerah sudah tidak ada,” keluh pria 2 anak ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga

Bulan Ramadan, Jam Kerja ASN Pemkab Probolinggo Dipangkas

Probolinggo,- Selama Ramadan, Pemerintah Kabupaten Probolinggo memangkas jam kerja bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya. …