PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong di Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo menjadi tuan rumah Bahtsul Masail yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri se-Kabupaten Probolinggo (FKP3PRO), Jum’at (18/1/2019).
Digelar di gedung SMP putri PZH Genggong, kajian fiqih ini diikuti oleh pondok pesantren (Ponpes) se-Tapal Kuda. Rinciannya, sebanyak 17 ponpes dari Kabupaten Probolinggo, 1 ponpes delegasi dari Bondowoso dan 1 ponpes berasal dari Pasuruan.
“Kegiatannya berlangsung sehari saja, total ada 73 peserta yang berpartisipasi. Kami memang membatasi jumlah peserta maksimal tiga orang per pesantren agar kajian dan diskusi bisa maksimal,” kata Ketua Panitia Bahtsul Masail, Indah Nihayati.
Menurut Indah, ada 4 topik utama yang menjadi sentra pembahasan Bahtsul Masail, yakni meliputi halal-haram makanan, penukaran tanah wakaf dan urusan galau atau sa’ilah. “Kami juga membahas sholat jenazah korban pesawat jatuh yang jasadnya tidak ditemukan,” tandasnya.
Salah satu Pengasuh PZH Genggong, Nun Hassan Ahsan Malik mengatakan, Bahtsul Masail masih sangat diperlukan meski peradaban manusia sudah modern dan ditopang teknologi super canggih. Sebab menurutnya, Bahtsul Masail tak sekedar tradisi, namun juga diskursus keilmuan dalam memecah persoalan hukum islam.
“Pijakan kehidupan manusia ini tidak akan lepas daripada pendapat ulama terdahulu. Makanya setiap masalah di dalam hukum fiqih ini tidak akan pernah basi, terutama bagi kalangan santri,” papar kiai muda yang biasa dipanggil Nun Alex ini.
Dengan Bahtsul Masail, imbuh Nun Alex, pesantren tidak kehilangan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan salaf. Dilain pihak, pemikiran santri terus tumbuh mengikuti perkembangan zaman. “Pondok boleh saja bergedung, tapi pemikiran harus tetap salaf,” urai Nun Alex.
Tak hanya pengasuh, pelaksanaan Bahtsul Masail ini juga diapresiasi oleh kalangan santri. Seperti yang diungkapkan oleh Qotrun Nada (16). Sedari awal, ia mengaku sangat antusias karena bisa saling bertukar pendapat serta dapat menambah teman.
“Selain menambah teman, kami juga bisa menambah wawasan terkait keilmuan salaf. Kami juga bisa belajar menerima pendapat orang lain yang tidak sependapat dengan kita. Intinya, acara ini efektif untuk mencari kebenaran dari dalil tertentu,” tegas santriwati dari PZH Genggong ini. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad