Angka Pernikahan Dini Tinggi, Ini Solusi Bupati Tantri

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Tingginya pernikahan dini di wilayah Kabupaten Probolinggo membuat Bupati Puput Tantriana Sari angkat bicara. Menurutnya fenomena nikah dini harus segera dicarikan solusi agar tak berimbas dan menimbulkan korelasi pada sektor lain.

“Pernikahan dini berimbas pada banyak hal, mulai dari angka kemiskinan, angka kematian ibu dan anak, serta juga akan meningkatkan angka perceraian dan yang lain sebagainya,” kata Bupati Tantri, Sabtu (27/10/2018).

Mengantisipasi hal itu, Tantri menyebut perlu ada edukasi maksimal dan berkesinambungan kepada masyarakat, supaya pernikahan dini bisa ditekan. Pemerintah Daerah, klaimnya, saat ini gencar sosialisasi kepada masyarakat soal dampak nikah dini.

“Harapan saya, tidak hanya melalui Dinas Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana (KB), tapi juga seluruh stake holders bergerak mencegah nikah dini di masyarakat,” urainya.

Lebih jauh, Tantri menuturkan bahwa nikah dini disebabkan oleh beberapa faktor. Selain karena faktor pendidikan, juga dipengaruhi oleh budaya alias kultur yang berkembang di masyarakat.

“Karena memang budaya, kultur dan kepercayaan masyarakat merupakan sebuah dinamika yang terjadi. Satu hal lagi, bahwa undang-undang pernikahan belum sejalan dengan undang-undang perlindungan anak,” papar istri Hasan Aminuddin ini.

Diketahui, data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) setempat, angka nikah dini di Kabupaten Probolinggo mencapai 44%, dari akad pernikahan sebanyak 6.889 sepanjang 2018. Kecamatan Sukapura menjadi penyumbang nikah dini tertinggi dengan 74,22% atau 95 kasus dari 128 pernikahan. (*)

 

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga  18 Wartawan Peserta UKW PWI Probolinggo Lulus

Baca Juga

TPID Kota Probolinggo Buka Warung Sembako, Harga tak Menguras Kantong

Probolinggo,- Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUMP), …