Probolinggo,- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, menyatakan dukungannya atas kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), yang secara resmi melarang masyarakat maupun pihak swasta menggelar pesta kembang api pada malam pergantian tahun.

Hal itu disampaikan Bupati Probolinggo, Muhammad Haris atau Gus Haris, Senin (29/24/25). Menurutnya, merayakan pergantian tahun tidak harus dengan cara menyalakan kembang api.

“Tidak semua kebahagiaan harus dinyalakan dengan kembang api. Ada doa, sedekah, dan harapan baik yang jauh lebih bermakna,” kata Gus Haris melalui pesan singkat WhatsApp (WA).

Ditegaskannya, pemerintah daerah sejalan dengan kebijakan Pemprov Jatim dalam rangka menciptakan lingkungan kondusif dan aman saat momen pergantian tahun.

“Kami mendukung imbauan Pemprov (Jatim, red) demi perayaan tahun baru yang aman, sederhana, dan penuh berkah. Semoga 2026 menjadi tahun terbaik bagi kita smua,” harapnya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengimbau pemerintah kabupaten dan kota di Jatim tidak menggelar pesta kembang api saat pergantian tahun 2025 ke 2026.

Sebagai penggantinya, Khofifah menyerukan agar pesta kembang api diganti dengan doa bersama. “Pergantian tahun 2025 – 2026 sepatutnya kita maknai dengan keprihatinan dan doa bersama,” paparnya.

“Saudara-saudara kita di beberapa daerah sedang mengalami duka dan ujian berat akibat bencana. Sudah sepatutnya kita hadir dengan empati dan kepedulian,” imbuh Khofifah.

Khofifah menyebut, imbauan tersebut merupakan wujud empati dan solidaritas atas musibah banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, khususnya Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

“Doa bersama merupakan menjadi simbol kebersamaan nasional sekaligus momentum memperkuat nilai kemanusiaan, solidaritas, dan spiritualitas dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa ke depan,” paparnya.

Disamping itu, Khofifah mengingatkan kondisi cuaca pada akhir tahun masih berpotensi ekstrem berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dengan puncak hujan di Jawa Timur pada Desember 2025 mencapai 20 persen, Januari 2026 sebesar 58 persen, dan Februari 2026 sebesar 22 persen. (*)

Editor: Mohammad S

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.