Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Sosial · 8 Apr 2025 20:11 WIB

Mitigasi Bencana, Pemkab Jember Perluas Program Satuan Pendidikan Aman Bencana


					MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Perbesar

MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Jember,- Dalam upaya meningkatkan mitigasi bencana di sekolah-sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menggalakkan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi tentang cara menghadapi bencana.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat, mengatakan, mulai tahun ini ia akan aktif mengimplementasikan SPAB di seluruh wilayah Jember.

“Sosialisasi dan simulasi akan dilakukan secara bertahap di setiap sekolah untuk program SPAB ini,” ujarnya, Selasa, (8/4/25).

Melalui program ini, siswa akan mendapatkan pelatihan tentang penanganan bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran.

BPBD Jember juga akan menyediakan materi pembelajaran dan lembar komitmen yang ditandatangani oleh berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan dan Kemenag.

Wahyudi memberi contoh Negara Jepang, yang menurutnya sukses menyatukan pelatihan bencana dalam kurikulum mereka.

“Di Jepang, anak-anak dilatih setiap tiga bulan. Ketika terjadi bencana, mereka tahu langkah apa yang harus diambil,” ujar dia.

Beberapa sekolah di Jember telah mulai menjalankan program ini secara rutin, bahkan ada yang mengundang BPBD setiap tahun untuk pelatihan.

“Setidaknya setahun sekali sudah bagus, tapi kami berharap ini berkelanjutan,” cetus Wahyu.

Program SPAB juga akan melibatkan pondok pesantren dan lembaga pendidikan non-formal. Harapannya, semua pihak, termasuk pengasuh pondok, dapat berperan aktif dalam membangun sistem kesiapsiagaan.

Dengan fakta bahwa Jember memiliki risiko bencana yang tinggi, Wahyudi menekankan pentingnya pendidikan kesiapsiagaan.

“Anak-anak adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan transformasi dalam masyarakat. Jika mereka memahami risiko dan cara menyelamatkan diri, kita sudah berada di jalur yang benar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 46 kali

Baca Lainnya

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Terganjal Aturan, Pasien ‘Celebral Palsy’ di Kota Probolinggo Tidak Lagi Menerima Layanan Fisioterapi

13 September 2025 - 20:09 WIB

Aktivitas Paralayang di Kawasan Bromo Viral, TNBTS Tegaskan Dilarang, Hormati Kesucian Adat Tengger

13 September 2025 - 15:18 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Jember: Waspadai Potensi Banjir dan Longsor Hingga 17 September

11 September 2025 - 20:31 WIB

Ada Dugaan Penculikan Anak di Kota Probolinggo, Polisi Minta Warga Tidak Panik

10 September 2025 - 19:57 WIB

Kekeringan Meluas, BPBD Kabupaten Probolinggo Petakan Daerah Rawan Krisis Air Bersih

9 September 2025 - 15:30 WIB

Jalur Gumitir Dibuka Lebih Awal, DPRD Jember Ingatkan Pengguna Jalan Soal Hal ini

2 September 2025 - 20:54 WIB

Kabar Baik! Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Bisa Dilintasi Mulai 4 September 2025

2 September 2025 - 18:45 WIB

Trending di Sosial