Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Hukum & Kriminal · 16 Nov 2021 17:39 WIB

Dua Muncikari Dipanggil, Diminta Tutup Prostitusi


					Dua Muncikari Dipanggil, Diminta Tutup Prostitusi Perbesar

KRAKSAAN,- Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Probolinggo memanggil dua orang penyedia jasa esek-esek (muncikari) di dua kecamatan, Selasa (16/11/2021). Mereka dipanggil untuk diminta tandatangannya sebagai tanda ketersediaan menutup tempat prostitusinya.

Keduanya adalah, SA (58) warga Desa Kedungrejoso, Kecamatan Kotaanyar yang menyediakan bisnis esek-esek di rumahnya. Juga muncikari lain, Matram (89) asal Desa Besukagung, Kecamatan Besuk, yang membuka prostitusi di Desa Klampokan, Kecamatan Besuk.

Kepala Seksi (Kasi) Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Budi Utomo mengatakan, setelah diperiksa dan diberikan pemahaman akhirnya kedua muncikari tersebut sepakat dan berkenan menutup bisnis esek-eseknya.

“Alhamdulillah, setelah meminta dari hati ke hati, keduanya sepakat untuk menutup warungnya ataupun bisnisnya masing-masing. Tanpa adanya paksaan apapun dari kami, mengingat sudah jadi kewajiban kami khususnya sebagai penegak perda,” kata Budi.

Dikatakan Budi, tergiurnya menyediakan layanan atau bisnis esek-esek tidak terlepas dari untung besar yang didapat. Meski, hitungan tiap Pekerja Seks Komersial (PSK) tidak sampai Rp50-100 ribu sekali main, itu sudah lumayan lebih dari cukup.

“Dari hasil keterangan dari muncikari yang kami periksa tadi, keuntungan itu yang menyebabkan mereka membuka layanan prostitusi. Meskipun para PSK harus setor Rp10 sampai 20 ribu dalam sekali main itu juga lumayan lo, belum lagi berapa tamu yang datang,” ungkap Budi.

Terlebih lagi, lanjut Budi, dalam satu lokasi atau tempat penyedia esek-esek itu maksimalnya pasti menyediakan 10-15 PSK, baik dari luar daerah ataupun PSK dari warga Kabupaten Probolinggo sendiri yang notabene terhimpit dari segi perekonomiannya.

“Semisal ada 15 PSK dalam satu lokasi, kan itu sudah cukup meskipun hanya Rp10 ribu dalam sehari. Bayangkan saja kalau dari 15 PSK itu sampai melayani 5 atau 10 pria hidung belang dalam sehari, nah itu yang bikin mereka betah,” tutur Budi. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib

16 September 2025 - 17:03 WIB

Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ

16 September 2025 - 15:54 WIB

Buron Dua Bulan, Pengedar Sabu Diciduk di Prigen

15 September 2025 - 19:52 WIB

Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong

12 September 2025 - 19:30 WIB

Pecatan PNS di Probolinggo Diringkus Polisi Pasca Gelapkan Uang demi Judi Online

12 September 2025 - 14:53 WIB

Tak Ditahan, Dua Pemuda Pelaku Vandalisme di Kota Pasuruan Diserahkan ke Orang Tua

12 September 2025 - 08:41 WIB

Coret ‘Police Killed People’ Dua Pemuda Dibekuk Polisi

11 September 2025 - 16:31 WIB

Polisi Gerebek Judi Cap Jiki di Pandaan, 8 Orang Ditangkap

10 September 2025 - 21:48 WIB

Pemuda di Pasuruan Dikeroyok Gara-gara Serempetan Motor, Satu Pelaku Ditangkap

9 September 2025 - 15:46 WIB

Trending di Hukum & Kriminal