Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 26 Agu 2021 19:18 WIB

Harga Cabai Rawit Kian Anjlok, Kini Rp10 Ribu/Kg


					Harga Cabai Rawit Kian Anjlok, Kini Rp10 Ribu/Kg Perbesar

PROBOLINGGO,- Harga Cabai rawit di Kota Probolinggo kian murah. Setelah pekan lalu harga jualnya turun hingga kisaran Rp16 ribu per kilogram (Kg), kini harga komoditas dapur itu kembali turun.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Baru Kota Probolinggo, Kamis (26/8/21), harga cabai rawit kini hanya Rp10 ribu/Kg. Menurut pedagang, anjloknya harga cabai rawit dipicu oleh melimpahnya kiriman dari distributor atau petani.

“Karena stok melimpah, banyak pedagang yang menjual dengan murah. Namun demikian, pedagang tidak berani kulak cabai rawit dengan jumlah banyak, khawatir membusuk,” ujar pedagang cabai di Pasar Baru, Kholifah.

Turunnya harga cabai rawit juga diikuti komoditas lain. Diantaranya cabai kecil hijau yang saat ini harga jualnya kisaran Rp9 ribu/Kg. Padahal sebelumnya, harga cabai hijau Rp13 ribu/Kg.

Selanjutnya, bawang putih turun dari Rp23 ribu/Kg menjadi Rp22 ribu/Kg. Lalu tomat yang pekan lalu masih Rp20 ribu/Kg, kini hanya dijual seharga Rp12 ribu/Kg saja.

Anjloknya harga jual sejumlah komoditas dapur ini diduga terjadi lantaran petani sedang panen raya. Alhasil stok melimpah ruah sehingga mempengaruhi harga jual di pasaran.

“Alhamdulillah, turunnya harga komoditas ini juga dibarengi dengan minat konsumen yang lumayan tinggi. Berbanding terbalik saat harga cabai mahal, konsumennya sedikit,” imbuh Kholifah.

Pembeli cabai rawit, Yuliati mengatakan, ia cukup senang dengan turunnya harga sejumlah komoditas dapur, seperti cabai. Sebab amat membantu anggaran belanja, terutama bagi pelaku usaha kuliner.

“Harapan saya, harga komoditas dapur ini tidak kembali naik sehingga masyarakat, khususnya pelaku usaha kuliner tidak mengeluarkan biaya ekstra hanya untuk membeli cabai,” urai wanita asal Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Mayangan ini. (*)

 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi