Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru Polisi Ringkus Tiga Terduga Pembunuh Korban yang Ditemukan di Sungai Pasuruan Menatap Masa Depan Lumajang Melalui Lensa Anak Muda Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

Ekonomi · 25 Jul 2017 06:33 WIB

Harga Garam Selangit, Produsen Ikan Asin Probolinggo Menjerit


					Proses pengeringan ikan asin yang dilakukan pekerja di Home Industri milik Hj. Khoiriyah, Sumberanyar Paiton Probolinggo Perbesar

Proses pengeringan ikan asin yang dilakukan pekerja di Home Industri milik Hj. Khoiriyah, Sumberanyar Paiton Probolinggo

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kelangkaan garam sejak beberapa pekan terakhir, berdampak kepada pemilik usaha pengasinan ikan di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sejumlah produsen ikan asin rugi, karena hasil produksi tidak mampu menutupi biaya operasional.

 

Seperti yang diakui Hj. Khoiriyah, pemilik usaha pengasinan ikan asin di Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton. Stok garam yang menghilang di pasaran maupun ditingkat petani, membuat proses pengasinan ikan tersendat.

 

Jika pun menemukan garam, harganya naik dua kali lipat dari Rp.2.000 menjadi Rp.4.000 per kilo gram. Padahal garam merupakan bahan utama dalam bisnis ikan asin, sehingga sangat menentukan kelangsungan produksi ikan asin.

 

“Dalam 1 ton ikan, saya membutuhkan sedikitnya 5 kwintal garam untuk melakukan proses pengasinan. Tapi saat ini kesulitan mendapatkan garam, kalaupun ada harganya mahal” keluh Hj. Khoiriyah kepada PANTURA7.com, Selasa (25/7/2107).

 

Wanita berusia 50 tahun ini menambahkan, sebagai solusi sementara ia memangkas produksi ikan asin dari biasanya 1 ton menjadi maksimal hanya 3 kwintal per hari. Ikan – ikan yang diasinkan, utamanya adalah ikan kecil seperti teri, laying, petek,, dan jambal.

 

Ironisnya, ditengah lonjakan harga garam, harga jual ikan asin justru tidak mengalami kenaikan signifikan. “Ya sebenarnya rugi mas, biaya produksi tidak sebanding dengan hasilnnya. Tapi ya bingung, mau tutup usaha kasihan pekerja” terang Hj. Khoiriyah.

 

Usaha yang telah dirintis sejak lima tahun lalu ini, kini memperkerjakan sebanyak 10 orang perempuan, yang mayoritas tetangganya sendiri. Sementara hasil pengasinan, biasanya dikirim ke sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Pasuruan, Malang, Surabaya, hingga Kediri.

 

“Harapannya, pemerintah bertindak cepat mencari solusi persediaan dan harga garam. Kalau gini terus, kita bisa bangkrut” harap Hj. Khoiriyah. (em/ela).

 

Artikel ini telah dibaca 171 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Trending di Ekonomi