PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Rencana relokasi Pasar Baru yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, menuai protes. Pasalnya, penempatan bedak (los_red) yang nanti akan ditempati para pedagang, dianggap menutup akses pembeli.
Lokasi bedak saat ini, berada di sisi timur jalan Tjut Nya’ Dhien atau sisi barat Pasar Baru dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang 3 meter. Bedak ini akan dibangun sebanyak 208 lapak dengan anggaran sekitar Rp. 900 juta. Sisi barat jalan tetap dibuka untuk pengendara dan pejalan kaki, sedangkan pembeli lewat lorong ditengah bedak yang berukuran 2 meter.
“Posisinya itu jelas mengganggu bagi pemilik toko yang berada disebelah timur. Jangankan pembeli, kami yang pemilik toko pasti kesulitan untuk masuk ke toko, apalagi ketika ada bongkar muat barang. Kami bukannya menolak, tapi sebaiknya ada akses bagi pedagang lainnya,” protes Edi Susanto, salah satu pemilik toko, Kamis (19/10/2017).
Kekhawatiran Edi dan pemilik toko lainnya adalah karena proses pembangunan pasar Baru belum diketahui kapan dilaksanakannya. Sehingga, kondisi itu diprediksi akan terjadi berbulan-bulan dan berpotensi mematikan usaha mereka. “Pembangunannya kapan kan belum diketahui, lah kalau kayak ini usaha kami kan dimatikan,” bebernya.
Pantauan dari PANTURA7.com, lapak ini bercat hijau tua dan terbuat dari besi kanal U. Pondasi bedak menempel ke jalan raya dengan tinggi sekitar 30 cm dari jalan aspal dan dicor. Pembangunannya dimulai dari arah utara ke selatan sudah berlangsung sejak Senin (18/9/2017) lalu.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Pemkot Probolinggo, Gatot Wahyudi menuturkan, pihaknya akan mengumpulkan pihak-pihak terkait perihal keluhan pedagang.
“Pembangunan lapak relokasi dilakukan Dinas PU. Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan satker terkait dan polres untuk mencari solusinya,” tandasnya via sambungan seluler.
Pembangunan Pasar Baru itu, lanjut Gatot, dilakukan secara bertahap dengan anggaran sekitar Rp. 37 miliar. Dana itu tidak hanya untuk biaya pembangunan pasar, namun juga digunakan sebagai biaya relokasi beserta lapaknya. “Ada sekitar 450 lebih pedagang yang akan direlokasi,” tutupnya. (em/ela).
Tinggalkan Balasan