Datangi Probolinggo, Menko PMK Soroti Stunting

Probolinggo – Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy berkunjung ke Probolinggo, Minggu (9/10/2022). Tujuannya untuk mendatangi kegiatan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo dan bertakziah ke rumah korban Tragedi Kanjuruhan asal Probolinggo.

Di sela-sela kedua kegiatan itu, Muhadjir juga menyoroti angka stunting di Probolinggo yang terbilang cukup banyak. Salah satu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu mengatakan, angka stunting di Kabupaten Probolinggo mencapai 23,3 persen dari jumlah populasi balita. Artinya, dengan data tersebut, setidaknya terdapat dua dari 10 balita mengalami stunting.

Di sisi lain pemerintah pusat menargetkan, pada 2024 nanti, angka stunting sudah harus menyisakan maksimal 14 persen dari total populasi balita. Oleh sebabnya, angka stunting yang ada di Probolinggo harus mampu ditekan.

“Sudah ada Perpres (Peraturan Presiden, Red.) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Makanya baik pemerintah kota/kabupaten harus serius menangani stunting ini,” katanya pasca menghadiri resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah di Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu melanjutkan, keseriusan menangani stunting ini juga harus didukung dana memadai. Oleh sebabnya, dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada masing-masing daerah, harus ada anggaran yang dialokasikan untuk penanganan stunting.

“Pembiayaan untuk stunting ini secara gotong-royong, dari pusat sampai daerah. Makanya daerah itu harus menyiapkan dalam anggarannya,” ujarnya.

Tak hanya dari APBD, ia juga meminta, para kepala desa bisa membantu program penanganan stunting tersebut melalui dana desa (DD). Bahkan, semua kepala desa harus mampu mendata jumlah balita dan ibu hamil yang ada di desanya masing-masing.

“Dana desa harus ada menu untuk pengalokasian pencegahan stunting. Makanya saya minta, kepala desa harus tahu persis jumlah warganya yang hamil, termasuk jumlah balitanya, agar pengalokasiannya sesuai,” ujarnya.

Baca Juga  Sidang Gugatan RSUD dan BPJS, Hakim Anjurkan Mediasi

Lebih dari itu, ia mengamini salah satu penyebab utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi. Oleh sebab itu, ia meminta para ibu hamil dan ibu menyusui agar mencukup kebutuhan gizi bayinya.

“Gizi terbaik itu adalah ASI (Air Susu Ibu, Red.). Dan jangan menganggap, susu instan atau susu pengganti itu lebih baik, sama sekali tidak,” katanya.

Muhadjir pun menyadari, pencegahan stunting ini tidak mudah untuk dilakukan oleh pemerintah saja. Pihaknya menilai, peran dari tokoh agama sangat dibutuhkan, mengingat kearifna lokal masyarakat Indonesia masih banyak yang lebih mematuhi ajakan tokoh agama daripada ajakan yang berasal dari sumber lainnya.

“Kami juga meminta kepada PDM, PCNU, termasuk MUI untuk membantu pemerintah dalam mencegah stunting ini,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PDM Kabupaten Probolinggo, Fauzi mengatakan, pihaknya siap membantu program pemerintah tersebut. Pihaknya akan mengajak masyarakat melakukan pencegahan stunting melalui pengajian umum atau pengajian rutin yang dilakukannya di tiap-tiap kecamatan.

“Sebagai ormas yang berbasis keagamaan, kami akan menyampaikannya sesuai dengan kapasitas kami, yakni dengan cara dakwah, baik di seminar atau pun pengajian,” katanya. (*) 

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainullah FT

Baca Juga

Banyak Kendaraan ‘Overload’ Melintas, Pj Bupati Probolinggo Sidak Portal Pembatas Tonase

Probolinggo,- Pj Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto, Selasa siang (7/5/24) melakukan sidak di dua lokasi portal …