Dua Belas Korban Erupsi Semeru Mengungsi ke Probolingggo

Probolinggo – Sebanyak 12 orang asal Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupqten Lumajang terpaksa mengungsi ke rumah salah satu temannya di Probolinggo. Hal ini lantaran dua rumah yang sebelumnya mereka tempati di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh terendam abu akibat erupsi Gunung Semeru.

Di rumah Sugianto (50), di Jalan Raya Lumajang, Dusun Montokan, Desa Malasan Kulon, Kecamatan Leces, 12 orang itu kini tinggal. Sebelum mengungsi ke rumah Sugianto, pasca erupsi yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu, Gupat (75), bersama anak dan saudara lainnya mengungsi ke rumah Semi (40) di Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh.

Namun, lahar dingin yang mengalir dari lereng Gunung Semeru merusak rumah Semi. Akhirnya, Gupat membawa keluarganya ini mengungsi ke rumah temannya di Kabupaten Probolinnggo.

Sugianto teman keluarga Gupat yang juga sopir truk pengangkut pasir kemudian berinisiatif untuk mengajak 12 orang keluarga Gupat tinggal di rumahnya di Jalan Raya Lumajang. Barulah, pada Minggu sore, Gupat dan 11 anggota keluarganya tinggal di rumah Sugianto.

“Karena keprihatinan dan kedekatan saya terhadap keluarga Mbah Gupat ini, kemudian saya menawari mereka tinggal di rumah saya, sembari menunggu situasi di aman,” ujarnya.

Selain 12 orang ini, masih ada tujuh anggota keluarga lainnya yang diketahui tiga di antaranya ditemukan meninggal. Sementara, empat anggota lainnya belum diketahui keberadaannya.

Meski begitu, Gupat dan anggota keluarga lainnya mengaku optimistis, empat anggota keluarga lainnya ini akan ditemukan dalam keadaan sehat.

“Alhamdulillah setelah tahu bahwa ada 12 pengungsi asal Lumajang yang rumahnya terkena erupsi, sejak semalam sudah ada bantuan yang datang. Dan alhamdulillah meski masih trauma dan tidur harus berbagi tempat mereka dalam kondisi sehat,” imbuh Sugianto.

Baca Juga  Informasi Rekrutmen AdHoc Pilkada Beredar, KPU Kabupaten Probolinggo Beri Tanggapan Begini

Sementara, pengungsi warga Dusun Kampung Renteng, Kaharudin mengatakan, sebelum erupsi terjadi, suasana seperti biasa, bahkan saat erupsi pun tidak ada peringatan. Sehingga saat lahar Semeru hampir tiba di kampungnya, ia bersama anggota keluarga lain dan warga lari menyelamatkan diri.

“Untuk sementara, saya dan keluarga tingga di rumah Sugianto, sambil menunggu kondisi Semeru aman. Selain bantuan, kami berharap janji pemerintaj merelokasi warga yang berada di dekat aliran lahar Semeru segera terwujud,” ujarnya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Baca Juga

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Bencana Saat Perubahan Cuaca

Lumajang,- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrim seiring peralihan …