Satru, Kue Tradisional Yang Masih Dikenal

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan, masyarakat sudah mulai sibuk untuk mencari kue-kue yang akan dipersiapkan untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Nah, kini masyarakat tak perlu bingung lagi untuk mencari kue buat lebaran. Hanya dengan pergi ke Desa Randujalak, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Di sana Anda bisa menjumpai kue kering yang bernama kue satru.

Di Randujalak ini, kue satru menjadi salah satu sumber ekonomi.  Kue yang terbuat dari bubuk kacang hijau ini menjadi tumpuan usaha warga di empat dusun di Randujalak.

Harga jual kue satru bervariasi. Kue satru ukuran kecil dibanderol seharga Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan kue dengan ukuran besar dibanderol Rp 40 ribu per kilogram. Yang membedakan dua ukuran kue ini hanya proses pembuatannya saja, di mana kue ukuran kecil prosesnya lebih lama.

Suhaimah (48), perajin kue satru mengatakan, kue yang sudah ada sejak masa kakek-neneknya itu hampir sempat tidak laku. Namun menurutnya, oleh masyarakat sekitar kue tersebut dipoles lagi hingga menarik perhatian konsumen kembali.

“Sudah ada sejak dulu, tapi kalau dulu kue satru tidak berkembang seperti sekarang. Akhirnya kami poles, hingga ada beberapa variasi dan warnanya,” kata Suhaimi yang sambil lalu menunjukkan bingkisan kue satru, Senin (20/5).

Bingkisan ‘Kue Satru’ saat dipamerkan oleh para pengrajin. (Foto : Moh Ahsan Faradies)

Sementara untuk omset penjualan kue satru sendiri, menurut Suhaimi, dibandingkan dengan hari-hari biasa terus meningkat. Kini di pertengahan puasa, omset penjualan kue satru semakin meningkat bahkan diperkirakan melebihi 100 persen.

“Kalau hari-hari biasa, terkadang orang-orang pesan hanya satu kuintal, tapi sekarang sampai ada yang pesan hingga satu ton. Terhitung sejak awal puasa saja, saya sudah menghabiskan 1,5 ton kacang ijo,” tutur Suhaimi.

Baca Juga  Bakar Sampah, Rumah di Triwung Kidul Terbakar

Sedangkan untuk konsumen kue satru, lanjut Suhaimah, jika dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, sangat jauh berbeda. Menurutnya, saat ini kue satrunya sudah mulai dikirim hingga keluar daerah.

“Dari 30 pengrajin kue satru yang ada di desa sini (Randujalak, Red.) semuanya memilik konsumen di luar daerah semua. Sekarang kue satru sudah menyebar di semua daerah,” ucapnya dengan bangga. (*)

 

 

Penulis: Moh. Ahsan Faradies

Editor: Ikhsan Mahmudi

Baca Juga

Libur Panjang Kenaikan Isa Al Masih, 30 Ribu Tiket KA Daop 9 Jember ‘Sold Out’

Probolinggo,- Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember menyiapkan 37.060 tempat duduk pada libur Kenaikan …