Dollar Naik, Harga Kedelai Merembet Naik

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Naiknya kurs dollar Amerika Serikat (AS) atas rupiah mulai berdampak pada harga kedelai di Kota Probolinggo. Kenaikan di kisaran Rp 200-500 per kilogramnya membuat sejumlah pedagang dan perajin tahu dan tempe mulai khawatir.

Pantauan PANTURA7.com, Minggu (9/9/2018), harga kedelai impor antara Rp 7.000-8.000 per kilogram tergantung kualitas. Halim, pedagang kedelai impor di Pasar Baru, Kota Probolinggo mengatakan, meski ada sedikit kenaikan, bisa dikatakan harga kedelai asal Amerika Serikat itu masih stabil.

“Misalnya harga kedelai yang biasanya Rp 7.000 naik menjadi Rp 7.500 per kilogram. Menurut saya ini masih wajar-wajar saja,” ujarnya. Halim juga mengakui, omzet penjualannya juga masih stabil, misalnya dalam sehari (Minggu) kedelai impornya terjual 2 ton.

Harga kedelai impor yang menjadi bahan baku pembuatan tempe dan tahu terpengaruh oleh kenaikan kurs dolar. (rs)

Pasokan kedelai impor dari Surabaya, kata Halim, juga masih lancar. “Kalau pun ada sedikit kenaikan kalau pasokan lancar, tidak ada masalah,” ujarnya.

Beda dengan Sholihin, perajin tempe di Kelurahan Kademangan, Kota Probolinggo. Ia khawatir harga kedelai terus naik seiring dengan naiknya kurs dollar atas rupiah.

“Harga kedelai bisa dibilang mahal jika sampai menembus Rp 9 ribu per kilogramnya,” ujarnya. Jika harga kedelai sampai di atas Rp 9.000 tentu akan memusingkan para perajin tahu dan tempe karena kesulitan menjual “makanan rakyat” itu. (*)

 

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Baca Juga  Panen Raya, Nangka Lumajang Siap Pasok Pasar Buah Pulau Jawa

Baca Juga

Ada Pabrik Baru di Pasuruan, Siap Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja

Pasuruan,– Kabar gembira datang dari Jawa Timur. Hari ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy …