Lima Semar ‘Blusukan’ di Genggong Go Green

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Jam baru menunjukkan pukul 5.20 WIB, namun kesibukan para peserta Genggong Go Green sudah terlihat di halaman kantor P5 Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (15/7/2018).

Berbagai komunitas yang hadir berbenah menyiapkan onthel berikut perangkatnya. Ada pula yang mengenakan pakaian variatif, unik, dan lucu. Salah satu komunitas yang mencolok mata adalah Komunitas Belarak, yang berdandan ala semar.

Ya, meski mengenakan pakaian T-shirt biasa, namun anehnya komunitas ini melumuri tubuhnya dengan cat warna membentuk lukisan singa, dari ujung rambut hingga kaki. Begitu bendera start diangkat, komunitas yang berdiri sejak 8 tahun lalu ini mengayuh pedal sepeda dengan penuh gairah.

“Kami sengaja berpenampilan seperti ini, karena biasanya banyak peserta yang memakai kostum unik-unik. Ini adalah kostum semar, hanya perutnya tidak gendut, biar kami tetap bisa mancal,” kata Suwandi, onthelis senior dari Komunitas Sepeda Tua Belarak.

Untuk berpakaian ala semar, sebut Suwandi, ia rekan-rekannya harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan diri. “Kami berangkat malam hari kemarin, lalu bermalam di parkiran P5 biar bisa bangun lebih awal,” tutur Suwandi.

Memang, tak semua anggota Komunitas Belarak berkostum semar. Dari 15 anggota, hanya 5 orang yang berkostums semar, sedangkan anggota lain berbakaian seragam kebesaran Belarak. Alih-alih malu, 5 semar ini justru betindak lucu sepanjang rute sehingga menjadi hiburan warga.

Bukan tanpa alasan komunias Belarak memilih kostum ala semar dalam setiap pagelarn gowes sepeda kuno. Kostum semar juga memiliki makna simbolis tersendiri. Semar jelas Suwandi, memiliki kemistri dengan karakter humoris yang dituangkan dalam sejarah-sejarah leluhur.

“Sepeda ontel ini barang kuno, jadi kami mengampanyekan sepeda kuno dengan karakter Semar sebagai perawakannya. Dulu, Semar itu sering dijadikan instrumen berdakwah juga,” urai Suwandi.

Baca Juga  Sambil Menari Bagi Takjil di Pinggir Jalan

Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong dr Moh. Haris Damanhuri Romly menyebut, event G3 merupakan kampanye peduli lingkungan, yang harud digalakkan oleh seluruh lapiasan masyarakat. Dengan begitu, kata Kiai yang akrab disapa Gus Haris ini, kesehatan raga dan alam dapat terjaga.

“Semakin banyak yang bersepeda, udara lingkungan akan tetap terjaga kesehatannya, tanpa polusi. Allhamdulillah kali ini peserta sangat banyak, itu menunjukkan bahwa kesadaaran akan manfaat bersepeda sekamin besar,” urai Gus Haris. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhamad

Baca Juga

Januari-Mei, 8 Kecelakaan Terjadi di Perlintasan Sebidang Wilayah Daop 9 Jember

Probolinggo,- PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 9 Jember mencatat, sejak Januari hingga Mei 2024 …