Rido’i, Inisiator Dakwah Tertulis Yang Berujung Pada Laporan Polisi

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Berani dan nyeleneh, dua kata itu pas kiranya untuk menggambarkan model dakwah yang dilakukan oleh Rido’i (63), warga Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

Dianggap berani, karena pria yang berstatus dosen di salah satu perguruan tinggi swasta itu nekad memasang plang bertulisan ‘sholat tidak perlu whudu’ di depan SMA Negeri 1 Gending. Terbilang nyeleneh, karena Rido’i dalam pengakuannya mengatakan bahwa apa yang ia lakukan merupakan dakwah semata.

“Niat saya untuk berdakwah secara tertulis. orang yang belum faham dengan tulisan itu pasti beranggapan menyimpang dari ajaran agama, bagi yang tidak mengerti bisa ditanyakan dulu,” papar Rido’i, Jum’at (2/2/2018).

Selain plang bertuliskan ‘sholat tidak perlu whudu’, Rido’i juga memasang plang bertuliskan sejumlah kalimat nyeleneh, diantaranya berbunyi ‘PROBOLINGGO ingin bahagia sejahtera dunia akherat, kuncinya islam iman ihsan. Yang lain nooo’.

Tulisan-tulisan itu, menurut Rido’i bukan untuk melakukan penistaan terhadap agama Islam. Hal itu, kata dia merupakan salah satu strategi untuk berdakwah secara tertulis. “Banyak warga yang penasaran kemudian bertanya kepada saya, ya saya jelaskan secara gamblang maksud tulisan itu,” imbuhnya.

Salah satu tulisan Rido’i yang membuatnya dilaporkan ke polisi. (din)

Namun tindakan Rido’i ini justru mengundang polemik. Buntutnya, pensiunan PNS itu dilaporkan ke Polres Probolinggo, karena perbuatan Rido’i dinilai tidak sesuai dengan Al-qur’an dan dianggap telah menistakan agama.

Adalah M. Saudi Hasyim, tetangga Rido’i yang melapor ke polisi. Menurut Saudi, dakwah Rido’i jelas-jelas menyimpang, sebab di dalam Al-qur’an yang termuat dalam Surat Al Ma’idah ayat 6, disebutkan bahwa sebelum sholat wajib berwudhu.

“Saya dan warga sekitar sangat resah dengan adanya tulisan yg di pasang Rido’i karena itu sudah menyimpang dari Al Qur’an. Sudah jelas di surat Al Maidah ayat 6 kalau mau sholat ya harus suci dan berwudhu dulu,” papar Saudi.

Baca Juga  Residivis Asal Bandung Dicokok Pasca Gondol Motor di Gempol

Pelaporan Rido’i, kata Saudi, karena keresahan warga sudah memuncak. Terlebih perbuatan Rido’i bukan hanya sekali, bahkan pada 20 Januari 2018 lalu, Rido’i didatangi dan ditegur oleh Polsek Gending. “Namun ia kembali menulis kalimat yang sama, gak kapok,” jelas Saudi.

Terkait pelaporan dirinya, Rido’i mengaku siap menjelaskan kepada aparat manakala nantinya ia dipanggil. Rido’i juga menampik terjadi keresahan warga di lingkungannya. “ Gak ada keresahan, saya siap jika nantinya di panggil oleh polres,” tandas mantan guru agama SMA Gending ini. (din/arf).

Baca Juga

Mimpi itu Kini Nyata! Penjual Sandal Keliling di Pasuruan Akhirnya Berangkat Haji

Pasuruan,- Bagi Yahya (48), warga Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, tahun 2024 ini menjadi …