Menu

Mode Gelap
Kantor Desa Alun-alun, Lumajang Dibobol Pencuri, Dua Motor Amblas Polda Jatim Bongkar Praktik Pengoplosan LPG, Keutungan Tersangka Ratusan Juta Pasca Pembuangan Bayi di Teras Rumah, Polisi Periksa 3 Saksi dan Rekaman CCTV Remaja 17 Tahun di Pasuruan Ditangkap Usai Rampas Tas Siswi SMP di Jalan Susu Kambing Senduro, dari Peternakan ke Gelas, Bisnis Sehat ala Anak Muda Lumajang Selain Mobil, Kades Karangpandan Juga Gadaikan Tossa Bantuan Pemkab Pasuruan

Pemerintahan · 12 Jun 2022 18:30 WIB

PMK Kian Merebak, 45 Sapi Mati, 2 Dipotong Paksa 


					PMK Kian Merebak, 45 Sapi Mati, 2 Dipotong Paksa  Perbesar

Probolinggo,- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang Kabupaten Probolinggo kian mengkhawatirkan. Sebab hingga kini sudah 45 sapi yang mati akibat terjangkit PMK, sebagian sapi dipotong paksa.

Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo melaporkan, sebanyak 5.757 sapi potong terindikasi PMK dari total 312.932 sapi (1,84 persen). Dansebanyak 112 sapi dinyatakan sembuh dari PMK, serta dua sapi dipotong paksa.

Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan, untuk mencegah penyebaran PMK semakin meluas, harus bersama-sama berupaya menghindari penularan PMK dengan menjaga higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan.

“Jika hanya satu orang dalam daerah saja keluar ke tempat lain dan yang lainnya tidak melakukan higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan, tapi semua daerah harus melakukan higiene sanitasi penyemprotan itu,” kata Niko, Minggu (12/6/2022).

Oleh karena itu, Niko, panggilannya, meminta masyarakat agar tidak pernah bosan dan tidak henti-hentinya menyemprotkan disinfektan di lingkungan sekitar kandang, peralatan maupun peternak itu sendiri dan mensosialisasikan kepada tetangga yang memiliki hewan ternak.

“Bahkan tamu yang akan masuk ke kandang juga harus disemprot. Tidak hanya itu, peternak yang sedang mencari pakan setelah pulang disemprot karena virus ini bisa menular melalui udara mana saja, makanya kalau mau keluar semport dan mau masuk juga disemprot,” ujar Niko.

Penanganan PMK sendiri, kata Niko, hampir sama dengan Covid-19. Tetapi PMK malah lebih kompleks lagi karena yang harus disemprot dengan disinfektan itu bukan hanya kandangnya saja, tetapi juga sarana dan prasarana, ternaknya serta orang sekitar kandang.

“Jadi dalam penanganan wabah PMK ini banyak yang harus disemprot mulai dari kandang, ternak, peralatan hingga orangnya sendiri. Orang yang keluar masuk kandang harus menjaga higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan, dan itu jangan sampai dianggap remeh,” pungkasnya. (*) 

 

Penulis: Moh. Ahsan Faradisi

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bupati Lumajang Akan Jadikan Lumajang Sebagai Kota Pisang Kembali

6 Agustus 2025 - 15:18 WIB

Di Senduro Lumajang, 200 KK Dapat Air Bersih dan 95 Rumah Direhab

6 Agustus 2025 - 14:33 WIB

Sepasang Sepatu dari Bupati, Sentuhan Kasih di Sekolah Lereng Semeru

6 Agustus 2025 - 10:27 WIB

Bupati Lumajang Soroti Warga Kaya yang Terima Bansos, Segera Koreksi!

6 Agustus 2025 - 09:51 WIB

Tumpang Tindih Dokumen Tata Ruang di Lumajang, Perda 2013 vs Perda 2023

5 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Tunarungu di Jember Minta Akses Layanan Publik dan Pekerjaan Layak

4 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Pemprov Jatim Terbitkan SE Pengibaran Bendera Merah Putih

4 Agustus 2025 - 18:33 WIB

Gubernur dan TNI Resmi Memulai Rutilahu Jatim dari Probolinggo

4 Agustus 2025 - 17:24 WIB

Bendera Fiksi Merebak Jelang 17 Agustus, Sekda: Jangan Gantikan Simbol Negara!

4 Agustus 2025 - 14:55 WIB

Trending di Pemerintahan