Probolinggo,– Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Karangren dan sejumlah guru mendatangi para siswa yang terisolir di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jumat (7/2/25) pagi.
Mereka datang dengan menggunakan perahu karet yang disediakan oleh BPBD Kabupaten Probolinggo, agar bisa menyeberangi sungai.
Kepala SDN 2 Karangren, Syaiful Anshori mengatakan, di Dusun Gilih terdapat 14 siswanya yang terisolir. Sejak putusnya jembatan, mereka belum dapat sekolah.
“Kami datang ke sini untuk menjenguk siswa kami sekaligus memberikan bantuan sembako ke mereka,” kata Syaiful.
Tak hanya menjenguk dan memberikan bantuan, ia bersama sejumlah guru lainnya mengajak para siswa untuk pindah sementara.
Pihaknya juga sudah menyediakan tempat di dusun seberang bagi para siswa untuk tinggal sebagai hunian sementara.
“Kami tawarkan kepada siswa untuk pindah dulu sampai jembatan kembali di bangun, biar mereka bisa sekolah. Kami sudah siapkan tempat, termasuk makan dari mereka akan menjadi tanggung jawab kami,” ujarnya.
Namun, ajakannya itu tak sepenuhnya diiyakan oleh para siswanya. Beberapa siswanya ada yang bersedia dibawa, dan beberapa lainnya ada yang belum berkenan.
“Fifty-fifty, ada yang mau ada yang tidak. Jadi yang mau, Insya-Allah nanti sore akan kami jemput,” bebernya.
Salah seorang siswi SDN 2 Karangren, Minara, mengaku bersedia diajak pindah sementara karena yang mengajak adalah gurunya.
Ia berharap, jembatan yang memutus akses ke dusunnya itu bisa segera dibangun kembali oleh pemerintah, agar aktifitas ke sekolah kembali normal.
“Ingin sekolah lagi, biar pintar dan tidak ketinggalan pelajaran,” ujar siswi kelas III tersebut. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra