Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan Asal Tutur Pasuruan, Meninggal Setelah Rayakan Ultah

Pasuruan,- Sri Wahyuni (38), warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, masih belum bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia begitu terpukul setelah anaknya, Mohammad Riyan Faris Akbar (17), meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Iya tidak menyangka, anaknya yang sangat gemar sepakbola harus meregang nyawa pasca menonton duel lanjutan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/22) malam.

Sri Wahyuni bercerita, sebelum tragedi Kanjuruhan, putranya baru saja merayakan ulang tahun yang ke 17. “Anak saya baru tiga hari berulang tahun ke 17,” kata Sri saat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf yang datang melayat ke rumahnya, Senin (03/10/22).

Menurut Sri, ia sempat melarang anaknya pergi menonton sepak bola. Namun putranya meminta untuk memberikan ijin menonton untuk yang terakhir kalinya.

“Sempat saya larang, tapi tetap minta diijinkan untuk nonton dan berjanji kalau ini yang terakhir, tidak akan nonton lagi,” ungkapnya.

Sampai saat ini, Sri masih tidak menyangka jika anaknya akan meninggal secepat itu. Ternyata, pertemuan Sri dan anaknya yang meminta ijin menonton adalah pertemuan terakhir.

“Kalau firasat tidak ada dan tidak ada yang aneh atau bagaimana. Riyan seperti biasanya,” imbuh dia.

Sebagaimana diketahui, sebanyak delapan suporter Arema FC asal Kabupaten Pasuruan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Delapan suporter asal Kabupaten Pasuruan itu adalah Agus Riansyah Pratama Putra (20), warga Kelurahan/Kecamatan Purwosari; Muhammad Rian Akbar (17), warga Desa Andonosari, Kecamatan Tutur; dan Hendrik Gunawan (21), warga Dusun Sudimoro, Desa Pucangsari, Kecamatan Purwodadi.

Lalu Mohammad Andre, warga Dusun Kedanten Wetan, Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji; Khusaini, warga Dusun Kedanten Wetan, Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji; serta Pratiwi, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Purwosari.

Baca Juga  Tinjau Jembatan Ambrol: Kapolres Arsya: Perlu Peremajaan Jembatan

Kemudian, ada M Nizamudin (15), warga Desa Karangpandan, Kecamatan Rejoso; dan terakhir Hadi Nata, warga Dusun Mboto, Desa Segoropuro, Kecamatan Rejoso. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Tebing Piket Nol Kembali Longsor, Jalur Lumajang – Malang Kembali Ditutup

Lumajang,- Jalur Piket Nol di KM 54 Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang kembali ditutup. …