Mendak Tirta Awali Ritual Yadnya Kasada Warga Tengger Bromo

Lumbang,- Jelang perayaan Yadnya Kasada tahun 1944 Saka kali ini, warga Tengger melakukan ritual Mendak Tirta (pengambilan air suci) di Air Terjun Madakaripura di Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Senin (13/6/2022).

Air terjun Madakaripura dipercaya oleh masyarakat Tengger selaku umat Hindu sebagai salah satu tempat untuk menggelar ritual Mendak Tirta yang dianggap keramat.

Tempat diyakini merupakan tempat pertapaan Patih Gajah Mada, leluhur masyarakat Tengger dan dikenal sebagai penguasa nusantara di zaman Kerajaan Majapahit.

Rombongan masyarakat Tengger Kecamatan Sukapura berbondong-bondong langsung menuju titik untuk pengambilan air suci di mata air terjun Madakaripura setelah turun dari kendaraan.

Beberapa sesaji hasil bumi yang dibawa untuk diberikan do’a-do’a di tempat suci air terjun Madakaripura dengan maksud minta ijin ke Shang Hyang Widiwasa untuk mengambil air suci di lokasi tersebut.

Selain Madakaripura, 4 lokasi yang menjadi lokasi untuk pengambilan air suci berada di sumber mata air Watu Klosot di Senduro Lumajang, sumber mata air Widodaren Pasuruan, mata air Rondo Kuning Lumajang dan mata air Arjuno Malang.

Bambang Suprapto, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo menyampaikan, air suci yang diambil dari 4 sumber mata air berbeda itu nantinya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten di Gunung Bromo.

“Nantinya akan digunakan sebagai kelengkapan upacara Yadnya Kasada,” kata Bambang.

Sementara itu, Plt Bupati Probolinggo HA. Timbul Prihanjoko menjelaskan, masyarakat Kabupaten Probolinggo menganut berbagai macam agama telah menjalin kerjasama dan keharmonisan. Serta bersama sama membangun Kabupaten Probolinggo.

“Ini terus kita jaga kerjasama ini untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Probolinggo,” papar Timbul.

Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur Kusnadi, yang hadir dalam ritual keagamaan tersebut menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada masyarakat Kabupaten Probolinggo yang masih merawat kekayaan budaya.

Baca Juga  Pawai Ogoh-ogoh di Lumajang, Simbol Kokohnya Toleransi Beragama

“Generasi-generasi muda penerus nantinya untuk tetap melanjutkan merawat dan menjaga kekayaan budaya yang ada dengan baik. Gajah Mada dalam janjinya berupaya mempersatukan Nusantara yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia,” urainya. (*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Baca Juga

Bibibi, Tradisi Membagikan Makanan Jelang Lebaran yang Tak Lekang Waktu

Probolinggo,- Ada tradisi unik yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri yakni, Bibibi. Tradisi membagikan …