Tersebar di 22 Kecamatan, Hanya 2 Kecamatan Zero PMK

Probolinggo,- Kasus Penyakit mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar luas di Kabupaten Probolinggo. Bahkan terhitung sejak Minggu (29/5/2022) kemarin, Dinas Pertanian Kabupatrn Probolinggo mencatat, sebanyak 1.601 ternak diduga (suspect) PMK dan tersebar di 22 kecamatan. Artinya hanya dua kecamatan yang zero PMK.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Maryoto mengatakan, jika dari 22 kecamatan tersebut, ada enam kecamatan tercatat pentambahan ternak suspect PMK terbanyak atau lebih dari 100 ternak.

Sedangkan terdapat dua kecamatan masih dinyatakan aman PMK.

Dari enam kecamatan itu di antaranya, Kecamatan Dringu dengan jumlah ternak 260, Kuripan 108 ternak, Wonomerto 121 ternak, Tiris 147 ternak, Tegalsiwalan 142 ternak dan terakhir Kecamatan Bantaran dengan 433 ternak. Sementara aman PMK yaitu Kecamatan Kotaanyar dan Sumber.

“Jika dilihat dari kasus 1.601 ekor yang suspect PMK itu persentasenya masih 0,512 dari jumlah populasi terancam 312.932. Tapi untuk saat ini sudah ada atau tercatat sebanyak 13 ternak dinyatakan sembuh,” kata Maryoto, Senin (30/5/2022).

Bertambahnya wilayah suspect PMK, menurut dia, diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya, para peternak yang membawa PMK ini dari kandang satu kekandang lainnya. Bisa juga tetangga, bahkan petugas yang mengecek kesehatan ternaknya.

“Sehingga petugas kami perlu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan sekali pakai. Karena bisa jadi dari petugas sendiri penyebarannya. Tidak bisa petugas berspekulasi APD-nya aman, jadi harus sekali pakai langsung buang atau ganti APD baru,” ujar Maryoto.

Selain kasus PMK sembuh dan suspect, lanjut Maryoto, pihaknya juga mencatat kasus terduga PKM yang mati. Total ada sembilan kasus yang berada dua kecamatan lainnya. Yaitu Kecamatan Krucil dengan delapan ternak mati dan Wonomerto dengan satu ternak mati.

Baca Juga  Lagi, Kepala Dinas di Kota Probolinggo Meninggal Akibat Covid-19

“Kebanyakan yang mati ini pedet (sapi anakan) dan memang rentan. Sebab, pedet kan masih menyusu dan penularan PMK ini bisa dari air susu indukan yang terduga PMK. Pedet dengan Indukan daya tahan tubuhnya kan berbeda, sehingga rentan mati,” ungkap Maryoto. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Zainul Hasan R.

Baca Juga

Januari-April, 3 Warga Kota Probolinggo Terjangkit Leptospirosis, 2 Meninggal Dunia

Probolinggo,- Penyakit leptospirosis masih menjadi penyakit yang perlu diwaspadai di Kota Probolinggo. Terhitung sejak Januari …