Menu

Mode Gelap
Miris! Oknum Satpol PP Kota Probolinggo Diduga Curi Beras di Toko Kelontong Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025 Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa Jelang Konfercab NU Kraksaan, Desakan Reformasi Pengurus Terjerat Pusaran Korupsi Bermunculan BKD Lumajang Pasrah ke Pusat, Rekrutmen ASN Masih Menggantung Pecatan PNS di Probolinggo Diringkus Polisi Pasca Gelapkan Uang demi Judi Online

Pemerintahan · 22 Mei 2022 16:03 WIB

Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos


					Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos Perbesar

Kraksaan,- Hutan kota di selatan Gelora Merdeka Kraksaan saat ini sudah tidak memproduksi pupuk kompos. Sebab saat ini area tersebut sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) hutan kota dan juga menjadi tempat pembibitan pohon dan bunga.

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nur Jayadi mengatakan, sejak beberapa waktu lalu produksi lompos sudah tidak dilakukan di hutan kota. Hal tersebut karena hutan kota itu sudah beralih fungsinya.

“Sudah tidak produksi lagi, karena sekarang sudah berfungsi sebagai RTH dan pembibitan pohon. Jadi saat ini, produksi (pupuk kompos) dilakukan di TPA (Tempat Pembuagan Akhir) di Desa Seboro. Jadi di sana semua sekarang,” kata Dwijoko, Minggu (22/5/2022).

Sejatinya, lanjut Dwijoko, produksi pupuk kompos di hutan kota memang dulunya dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk bagi tanaman milik DLH. Utamanya berbagai taman yang dikelola DLH, sehingga beberapa lokasi dimanfaatkan.

“Tapi sekarang untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu melalui produksi TPA Seboro tersebut, kalau awalnya memang beberapa lokasi, salah satunya di hutan kota Kraksaan yang jadi tempat produksi pupuk kompos ini, tapi karena di TPA sudah cukup, jadi dialihfungsikan,” ujar Dwijoko.

Semenjak dialihfungsikan, sambung mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo ini, saat ini, hutan kota sedang melakukan pembibitan tanaman. Di mana nanti bibit tanaman tersebut dijadikan untuk memenuhi kebutuhan tanaman di taman-taman milik DLH.

“Untuk tambal sulam. Jadi misal ada yang rusak kita tambal sulam dari sana. Kalau sebelumnya, kami berhasil mengumpulkan pupuk kompos seberat 4,5 ton, lalu dimasukan karung memiliki berat 150 kilogram. Tapi sudah dialihfungsikan,” tutur mantan Camat Maron ini.

Sekadar informasi, pembuatan pupuk kompos ini dirintis sejak 2020 lalu dengan tujuan untuk menyiasati melimpahnya sampah yang masuk ke TPA. Akan tetapi tidak semua sampah masuk ke rumah kompos, dalam artian hanya sampah organik saja. (*) 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dinkes Jember Siapkan 175 Tim Medis untuk Sukseskan MTQ XXXI Jawa Timur 2025

12 September 2025 - 19:11 WIB

Untuk Ganti Motor Dinas, Pemkab Lumajang Sediakan Rp35 Juta per Desa

12 September 2025 - 17:42 WIB

BKD Lumajang Pasrah ke Pusat, Rekrutmen ASN Masih Menggantung

12 September 2025 - 16:46 WIB

Dana TKD Tidak Lagi Dipotong, Pemkab Lumajang Prioritaskan Perbaikan Sekolah Rusak

12 September 2025 - 14:10 WIB

Waspada Penipuan dan Penculikan Anak, Pemkot Probolinggo Keluarkan Surat Edaran

11 September 2025 - 18:49 WIB

Jelang MTQ XXX Jawa Timur, Jember Optimistis Lolos Tiga Besar

11 September 2025 - 18:02 WIB

5.606 Buruh Tembakau Lumajang Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan Berkat DBHCHT

10 September 2025 - 19:46 WIB

Jamin Kualitas MBG di Lumajang, BPOM dan Diskopindag Berikan Pengawasan Penuh

10 September 2025 - 15:47 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Trending di Ekonomi