Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Pemerintahan · 22 Mei 2022 16:03 WIB

Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos


					Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos Perbesar

Kraksaan,- Hutan kota di selatan Gelora Merdeka Kraksaan saat ini sudah tidak memproduksi pupuk kompos. Sebab saat ini area tersebut sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) hutan kota dan juga menjadi tempat pembibitan pohon dan bunga.

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nur Jayadi mengatakan, sejak beberapa waktu lalu produksi lompos sudah tidak dilakukan di hutan kota. Hal tersebut karena hutan kota itu sudah beralih fungsinya.

“Sudah tidak produksi lagi, karena sekarang sudah berfungsi sebagai RTH dan pembibitan pohon. Jadi saat ini, produksi (pupuk kompos) dilakukan di TPA (Tempat Pembuagan Akhir) di Desa Seboro. Jadi di sana semua sekarang,” kata Dwijoko, Minggu (22/5/2022).

Sejatinya, lanjut Dwijoko, produksi pupuk kompos di hutan kota memang dulunya dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk bagi tanaman milik DLH. Utamanya berbagai taman yang dikelola DLH, sehingga beberapa lokasi dimanfaatkan.

“Tapi sekarang untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu melalui produksi TPA Seboro tersebut, kalau awalnya memang beberapa lokasi, salah satunya di hutan kota Kraksaan yang jadi tempat produksi pupuk kompos ini, tapi karena di TPA sudah cukup, jadi dialihfungsikan,” ujar Dwijoko.

Semenjak dialihfungsikan, sambung mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo ini, saat ini, hutan kota sedang melakukan pembibitan tanaman. Di mana nanti bibit tanaman tersebut dijadikan untuk memenuhi kebutuhan tanaman di taman-taman milik DLH.

“Untuk tambal sulam. Jadi misal ada yang rusak kita tambal sulam dari sana. Kalau sebelumnya, kami berhasil mengumpulkan pupuk kompos seberat 4,5 ton, lalu dimasukan karung memiliki berat 150 kilogram. Tapi sudah dialihfungsikan,” tutur mantan Camat Maron ini.

Sekadar informasi, pembuatan pupuk kompos ini dirintis sejak 2020 lalu dengan tujuan untuk menyiasati melimpahnya sampah yang masuk ke TPA. Akan tetapi tidak semua sampah masuk ke rumah kompos, dalam artian hanya sampah organik saja. (*) 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 52 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen

16 Juni 2025 - 15:37 WIB

Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru

16 Juni 2025 - 14:23 WIB

Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa

15 Juni 2025 - 16:44 WIB

Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

15 Juni 2025 - 10:58 WIB

Segoro Topeng Kaliwungu 2025: Sinergi Budaya dan Ekonomi Kreatif Lumajang Siap Mengguncang Dunia

14 Juni 2025 - 19:27 WIB

Bupati Lumajang Siap Bertemu Investor di Jakarta untuk Bahas Pariwisata Kelas Dunia

13 Juni 2025 - 13:24 WIB

Lumajang Belum Punya Perda Tata Kelola dan Destinasi Wisata

13 Juni 2025 - 10:26 WIB

Pemkab Lumajang Tata Ulang Distribusi Pupuk lewat Pembentukan Koperasi Merah Putih

13 Juni 2025 - 09:40 WIB

Mimpi Bersama Wujudkan Sekolah Gratis di Lumajang, Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat

13 Juni 2025 - 09:00 WIB

Trending di Pemerintahan