Menu

Mode Gelap
Demi Kedaulatan dan Kepentingan Rakyat, PKB Dukung RUU Pengelolaan Ruang Udara Aksi Pengeroyokan di Gondangwetan, Korban Luka, Pelaku Terjatuh Kecelakaan Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli Polres Probolinggo Gagalkan Peredaran Sabu dan Ratusan Ribu Pil Okerbaya Kemasan Vitamin Ternak Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

Pemerintahan · 22 Mei 2022 16:03 WIB

Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos


					Alih Fungsi, Kini Hutan Kota Kraksaan Tak Produksi Pupuk Kompos Perbesar

Kraksaan,- Hutan kota di selatan Gelora Merdeka Kraksaan saat ini sudah tidak memproduksi pupuk kompos. Sebab saat ini area tersebut sudah menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) hutan kota dan juga menjadi tempat pembibitan pohon dan bunga.

Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nur Jayadi mengatakan, sejak beberapa waktu lalu produksi lompos sudah tidak dilakukan di hutan kota. Hal tersebut karena hutan kota itu sudah beralih fungsinya.

“Sudah tidak produksi lagi, karena sekarang sudah berfungsi sebagai RTH dan pembibitan pohon. Jadi saat ini, produksi (pupuk kompos) dilakukan di TPA (Tempat Pembuagan Akhir) di Desa Seboro. Jadi di sana semua sekarang,” kata Dwijoko, Minggu (22/5/2022).

Sejatinya, lanjut Dwijoko, produksi pupuk kompos di hutan kota memang dulunya dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk bagi tanaman milik DLH. Utamanya berbagai taman yang dikelola DLH, sehingga beberapa lokasi dimanfaatkan.

“Tapi sekarang untuk memenuhi kebutuhan pupuk itu melalui produksi TPA Seboro tersebut, kalau awalnya memang beberapa lokasi, salah satunya di hutan kota Kraksaan yang jadi tempat produksi pupuk kompos ini, tapi karena di TPA sudah cukup, jadi dialihfungsikan,” ujar Dwijoko.

Semenjak dialihfungsikan, sambung mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo ini, saat ini, hutan kota sedang melakukan pembibitan tanaman. Di mana nanti bibit tanaman tersebut dijadikan untuk memenuhi kebutuhan tanaman di taman-taman milik DLH.

“Untuk tambal sulam. Jadi misal ada yang rusak kita tambal sulam dari sana. Kalau sebelumnya, kami berhasil mengumpulkan pupuk kompos seberat 4,5 ton, lalu dimasukan karung memiliki berat 150 kilogram. Tapi sudah dialihfungsikan,” tutur mantan Camat Maron ini.

Sekadar informasi, pembuatan pupuk kompos ini dirintis sejak 2020 lalu dengan tujuan untuk menyiasati melimpahnya sampah yang masuk ke TPA. Akan tetapi tidak semua sampah masuk ke rumah kompos, dalam artian hanya sampah organik saja. (*) 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Di Lumajang, Anak-anak Bisa Pilih Menu Makan Bergizi Sendiri

17 September 2025 - 14:56 WIB

Bupati Lumajang: Pers Mitra Strategis untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis

17 September 2025 - 14:36 WIB

Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga

15 September 2025 - 16:17 WIB

Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

15 September 2025 - 15:51 WIB

Tanamkan Karakter Anti Korupsi, Pemkab Probolinggo Gelar Anti Corruption Fest 2025

15 September 2025 - 12:47 WIB

Lumajang Kawal Percepatan PPPK ke Jakarta, Ribuan Honorer Dapat Kepastian

14 September 2025 - 12:24 WIB

Meriahnya Pembukaan MTQ XXXI Jatim di Jember, Diwarnai Pertunjukan Drone dan Tari Taksu Ilahi

14 September 2025 - 06:57 WIB

MTQ Jawa Timur XXXI di Jember Resmi Dibuka, Disebut Setara Even Nasional

14 September 2025 - 06:33 WIB

Pemkab Jember Terima 158 Program RTLH, Gubernur Khofifah Tinjau Pengerjaan

13 September 2025 - 16:40 WIB

Trending di Pemerintahan